JATINEGARA – Kegiatan Luwijawa Culture Festival 2017 yang diselenggarakan pada 28-29 November 2017 di Desa Luwijawa Kecamatan Jatinegara, selain untuk menggali potensi desa tersebut sebagai sentra penghasil buah durian juga sebagai sarana untuk memperkenalkan berbagai macam permainan anak-anak tradisional yang sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak zaman sekarang atau istilah gaulnya Kids Zaman Now.
Adapun berbagai macam permainan anak yang dimunculkan dalam festival tersebut dapat mengajarkan nilai-nilai kejujuran, sportivitas, kebersamaan, dan taat aturan tidak seperti mainan masa kini yang hanya terfokus pada gadget sehingga tidak dapat mengajarkan pada nilai-nilai tersebut. Permainan tradisional juga melibatkan aktivitas fisik, mengasah keterampilan, serta mengembangkan kreativitas.
Bupati Tegal, Enthus Susmono, mengatakan melalui Luwijawa Culture Festival 2017 selain melestarikan budaya lokal Tegal, dolanan anak atau bocah juga sengaja ditampilkan dalam festival itu.”Saat ini, anak- anak lebih suka berlama- lama bermain gadget (gawai). Di gadget mereka bermain gim,” kata Enthus, Rabu (29/11/2017).
Dirinya mengatakan bahwa di balik kesederhanaannya, permainan tradisional mengajarkan berbagai nilai yang penting bagi perkembangan karakter dan peradaban anak.
Macam-macam permainan tradisional yang ditampilkan dalam kegiatan tersebut antara lain Sintren-sintrenan, Benta benti, Dam-daman, Gledegan, Pak-pak dor, egrang dan masih banyak lagi
Discussion about this post