Bumijawa – Tradisi Ruwat Bumi Guci yang dilakukan masyarakat Desa Guci Kecamatan Bumijawa pada Kamis (12/9) siang berlangsung meriah. Pada tradisi ruwat bumi tersebut terdapat puluhan gunungan hasil bumi dan tumpeng yang siap diperebutkan pengunjung. Tak hanya dari masyarakat sekitar, pengunjung yang berebut gunungan ini pun banyak yang dari luar daerah. Salah satunya Eko Kartiko (52) pengunjung dari Purwokerto, dirinya meyakini berebut gunungan ruwat bumi tersebut akan mendapatkan berkah dan dapat menolak bencana.
Menurut Eko terdapat filosofi dari berebut gunungan ruwat bumi tersebut. Ia menuturkan, ketika seseorang mendapatkan tumpeng maka orang tersebut dipercaya tidak akan kekurangan pangan. Demikian pula dengan kacang panjang, jika seseorang mendapatkan kacang panjang dipercaya akan berumur panjang.
“Begitupun dengan jagung, ketika mendapat jagung utuh maka nasib kita baik. Jika tidak utuh ada sesuatu yang kurang dari kita dan sebagai bahan introspeksi diri,” tutur Eko.
Ditempat yang sama, Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie mengapresiasi acara ruwat bumi Guci itu. Ardie mengatakan acara tersebut merupakan wujud penghormatan kepada para leluhur, para pendahulu yang telah mewariskan kekayaan alam kepada anak cucu-cucunya.
“Acara ini sangat informatif, sangat berharga dan harus dilestarikan terutama untuk generasi muda. Ini harus dijaga, tentunya juga meneruskan tradisi leluhur. Anak muda harus meneruskan dan bila perlu mengembangkan supaya masyarakat luas mengetahuinya,” pungkas Ardie.
Seperti biasa, pada acara Ruwat Bumi Guci ini terdapat prosesi memandikan kambing kendit di pancuran 13 Guci. Pemandian ini dilakukan oleh Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie, Kepada Dinas Parpora Suharinto, serta Juru Kunci Guci yang bernama Dakom.
Discussion about this post