Kedungbanteng – Tegal Art Festival 2019 telah dilaksanakan, sebagai acara pembuka panitia mengadakan Ngobras (ngobrol bebas). Ngobras kali ini dihadiri oleh Bupati Tegal Umi Azizah sebagai keynote speaker serta tiga pelaku seni pertunjukan, termasuk Hanung Bramantyo. Acara ini diselenggarakan di Waduk Cacaban, Jum’at (18/10) malam.
Selain itu Umi dan Hanung juga ditemani oleh Wendy HS Dosen Fakultas Seni Pertunjukkan dan Agus Wibowo sebagai Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal. Dengan audien yang ada dari berbagai komunitas yang ada di Kabupaten Tegal Umi menyampaikan harapannya mengenai industri kreatif yang mampu menjadi salah satu penyokong di Kabupaten Tegal. “Kami memiliki 9 program utama, salah satunya berkaitan dengan kepemudaan. Sehingga saya berharap industri kreatif di Kabupaten Tegal bisa lebih baju lagi untuk kedepannya” paparnya.
Suami dari Zazkia Adya Mecca, Hanung Bramantyo juga mengutarakan orang-orang zaman sekarang tidak perlu lagi jauh-jauh ke kota untuk mengakses internet. Karena setiap orang sudah memiliki gawai yang ada dalam genggaman. “Semua orang sudah punya gadget bahkan dia lebih dekat dengan kita dibandingkan dengan pasangan kita sendiri” tambahnya.
Sehingga gadget merupakan jendela informasi yang dapat kita gunakan kapan pun dan dimana pun. Salah satu hal yang dapat dicari adalah tentang penentuan ide (dalam hal ini mengenai pembuatan film). Hanung juga menyebutkan orang Indonesia cenderung bangga dengan brand Hollywood atau luar negeri.
“Masyarakat Indonesia itu cenderung malas, kita sudah punya brainwash bahwa Amerika itu keren, Inggris itu keren. Makanya kita tidak punya kepekaan dalam merasakan pesan yang disampaikan dalam film. Sedangan pekerjaan sutradara itu memberi rasa pada film tersebut. Makanya ketika orang ingin membuat film atau mempunyai harapan yang besar, bukan tentang besar-kecilnya modal, melainkan besar-kecilnya kemauan. Dan kemauan ada, saat kita melawan musuh yang paling besar, yaitu malas karena malas timbul dan kenyamanan” tambahnya.
Sejalan dengan Hanung, Wendy HS yang merupakan Dosen Seni pertunjukkan Institut Seni Indonesia Padang Sumatera Barat juga mengatakan hal yang sama. Ia menyampaikan bahwa film adalah sebuah rasa dan kepekaan dari pembuat dan penikmatnya. Sehingga pengambilan gambarnya akan lebih bagus karena film itu memiliki rasa.
Acara diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dan foto bersama. Untuk rangkaian acara selanjutnya adalah Sedekah Bumi yang akan dilaksanakan pada Sabtu (20/10) besok.
Discussion about this post