Lebaksiu – Di era persaingan pasar yang semakin bebas sekarang ini para petani maupun nelayan diharapkan mampu memanfaatkan teknologi. Terlebih jika menginginkan kemajuan dan keunggulan pada hasil panennya. Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membuka acara Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (Peda KTNA) ke-7 Provinsi Jawa Tengah, di Taman Teknologi Pertanian Kecamatan Lebaksiu, Selasa (12/11) siang tadi. “Harus ada peningkatan kapasitas pelatihan, pengenalan teknologi serta penataan kelembagaan. Jika dapat menggunakan teknologi informasi maka informasi dapat dibagikan baik cara berproduksi, manajemen sampai marketing termasuk permodalan,” katanya.
Ganjar menekankan kepada para petani untuk belajar, terlebih teknologi sekarang ini semakin canggih. Sehingga sumber daya manusia di petani dapat unggul dan mumpuni. Dalam kesempatan ini, orang nomor satu di Jawa Tengah ini mengapresiasi salah satu petani asal Banyumas yaitu Sri Waryani. Pasalnya, Sri yang sebagai petani umbi-umbian ini telah berhasil memanfaatkan teknologi. Sehingga hasil olahan umbi-umbian berupa aneka kue kering dan basah sudah dapat diperjualbelikan lewat online. Tak hanya itu, olahan es krim umbi-umbiannya juga sudah dipasarkan ke sejumlah sekolah serta supermarket seperti Moro.
Berbeda dengan Rini petani asal Magelang ini memanfaatkan Grup Whatsapp untuk menjual hasil panennya berupa kelengkeng. “Saya menjual kelengkeng ke grup yang ada di whatsapp, Alhamdulillah hasilnya lumayan,” terang Rini. Terkait permodalan, di momentum baik ini di hadapan para petani, Ganjar juga menjelaskan cara mendapatkan jaminan kemudahan akses modal untuk mendapat pinjaman dari perbankan. Dirinya meyakini bahwa persoalan yang dihadapi oleh petani terkait modal akan segera teratasi.
Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah berharap dengan diselenggarakan Peda KTNA ini dapat meningkatkan motivasi dan kegairahan petani nelayan dan petani hutan serta masyarakat pelaku agribisnis di Jawa Tengah dalam membangun sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing dan berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menguntungkan.
Umi juga menyampaikan perkembangan sektor pertanian di Kabupaten Tegal. Umi menyebutkan bahwa pertanian sebagai sektor terbesar ketiga yang mendominasi 13,29 persen perekonomian masyarakat Kabupaten Tegal memiliki prospek yang cukup baik. Indikasinya adalah nilai tukar petani yang terus meningkat, dimana sepanjang tahun 2018 angkanya berkisar antara 106 hingga 108 atau lebih tinggi dari nilai tukar rata-rata petani di Jawa Tengah kisaran 103.
“Melalui kerjasama sinergis sejumlah pihak, termasuk dukungan subsidi dari BI, luas tanam bawang putih untuk pembibitan varietas lokal terus bertambah pada tahun 2015 dari demplot 3.000 meter persegi kini menjadi 500 hektar, 120 hektar diantaranya disupport oleh Bank Indonesia,” tutur Umi.
Adapun rata-rata produktivitas bawang putih mencapai 22,3 ton per hectare. Harapan ke depan, Desa Tuwel dapat menjadi sentra bibit bawang putih nasional, mendukung pencapaian target swasembada bawang putih tahun 2021. Proses budidaya bawang putih ini juga mengantarkan petani muda menjadi Duta Petani Nasional Terbaik Tahun 2018. (OI)
Discussion about this post