Slawi – Keberhasilan Satgas Penanganan Covid-19 dalam mencegah terjadinya transmisi lokal dan meluasnya penyebaran virus corona sangat dipengaruhi oleh kecepatan timnya dalam melakukan penelusuran, pelacakan dan pengetesan kontak erat kasus konfirmasi melalui pemeriksaan spesimen swab. Semakin cepat hasil pemeriksaan spesimen swab tersebut diperoleh, semakin cepat pula jaringan kontak lainnya terdeteksi dan dibatasi interaksinya dengan menerapkan karantina mandiri. Agar hasil pemeriksaan spesimen swab secepatnya bisa diketahui, Pemkab Tegal berencana membangun sarana laboratorium pemeriksaan uji Real Time- Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sendiri di RSUD dr. Soeselo Slawi. Informasi ini disampaikan Direktur RSUD dr. Soeselo Slawi Guntur Muhammad Taqwin saat menggelar Konferensi Pers Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, Kamis (13/08/2020) pagi.
Guntur mengatakan, pembelian perangkat RT-PCR tersebut ditujukan agar hasil uji spesimen swab pada kasus suspek dan konfirmasi secepatnya diketahui. Dengan demikian, setiap kasus konfirmasi Covid-19 yang muncul cepat dikendalikan, termasuk penyebarannya melalui kontak erat bisa segera dibatasi.
“Selama ini, untuk mengetahui hasil pemeriksaan swab, kita masih bergantung pada laboratorium di luar kota. Seringkali hasilnya baru kita ketahui antara satu hingga dua minggu dari waktu penerimaan spesimen swab di laboratorium tersebut. Delay waktu inilah yang harus kita perpendek karena idealnya hasil pemeriksaan swab sudah langsung bisa diketahui dalam sehari,” kata Guntur.
Menanggapi rencana itu, Bupati Tegal Umi Azizah sangat mendukung dibuatnya laboratorium pemeriksaan kesehatan yang ditunjang peralatan RT-PCR. Umi menilai, dengan adanya fasilitas uji RT-PCR di RSUD dr Soeselo ini nanti, maka Kabupaten Tegal bisa menjadi rujukan layanan pemeriksaan RT-PCR daerah lainnya.
“Begitu laboratorium RT-PCR-nya sudah siap, sangat dimungkinkan jika paginya diambil sampel swabnya, maka siang ataupun sore harinya bisa diketahui hasilnya. Keberaraan laboratorium dengan kemampuan RT-PCR ini juga untuk kepentingan jangka panjang, bahkan saat Covid-19 sudah bisa dikendalikan karena vaksin yang ada berfungsi efektif melawan virus,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Umi mengapresiasi semangat kerja, dedikasi dan pengorbanan tenaga medis dan tenaga kesehatan yang berjuang di garda depan dan belakang dalam mencegah penyebaran virus dan merawat pasien Covid-19. Untuk itu, Umi menitip pesan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi informasi atau pesan dari pihak-pihak tertentu sehingga kesadarannya untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dengan menerapkan protokol kesehatan melemah.
Semangat tenaga kesehatan dan tenaga medis harus selalu dijaga agar terhindar dari rasa cemas dan depresi. Publik diharapkan tidak membangun stigma negatif pada tenaga medis hanya karena dipicu oleh rendahnya pengetahuan tentang Covid-19. “Saya yakin, mereka sudah bekerja ekstra hati-hati dan waspada, tinggal bagaimana pasien ataupun keluarga pasien jujur dalam menyampaikan informasi tentang riwayat perjalanan, riwayat sakit dan kontak eratnya.
Umi pun mengungkapkan, hasil jajak pendapat Humas Pemkab Tegal tentang akses informasi Covid-19, dari 477 responden-nya menyatakan 53 persen atau 253 responden mendapatkan informasi tentang Covid-19 dari media sosial seperti facebook, instagram, twitter, maupun youtube. “Untuk itu, saya minta masyarakat lebih selektif dalam menerima informasi. Melalui media sosial pula kita bisa bergerak bersama menyampaikan informasi yang benar tentang Covid-19, yang ilmiah dan realistis,” kata Umi.
Umi menambahkan, meski kebijakannya melonggarkan pembatasan sosial di tengah pandemi Covid-19 ditempuh untuk menstimulasi perekonomian masyarakat, akan tetapi, kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan juga harus terus ditingkatkan. Umi tidak ingin, kebijakannya tersebut berujung pada penciptaan klaster baru.
“Kasus persebaran Covid-19 di Kabupaten Tegal setiap harinya terus meningkat. Artinya, kondisi kita masih belum aman. Tapi, tidak selamanya pula kita bisa membatasi aktifitas sosial masyarakat, karena dampak di bidang sosial dan ekonomi juga tidak kalah besar. Tidak ada cara lain, selain secepatnya kita beradaptasi dengan kebiasaan baru. Saya minta seluruh elemen masyarakat untuk terus mengkampanyekan 3M memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak,” pesan Umi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Hendadi Setiadji menyampaikan, anggaran pembuatan laboratorium dan pengadaan peralatan RT-PCR bersumber dari Belanja Tak Terduga APBD Kabupaten Tegal Tahun 2020 tahap dua hasil refocusing yang dikelola pihaknya. “Anggaran pengadaan laboratorium dan alat RT-PCR kita alokasikan Rp 4,2 miliar. Ada banyak manfaat sebagaimana yang telah disampaikan direktur RSUD dr. Soeselo dan Bupati Tegal. Intinya, dengan memiliki sarana laboratorium sendiri, kita tidak perlu jauh-jauh mengirimkan spesimen swab kasus Covid-19 ke laboratorium yang ada di Kota Semarang, Surakarta ataupun Yogyakarta,” pungkasnya. (OI)
Baca juga : Kasus Konfirmasi Bertambah Empat, Satu Diantaranya Meninggal Dunia
Discussion about this post