Bumijawa – Destinasi wisata alam Guci kini resmi terapkan sistem pembayaran nontunai dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS, hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Tegal dengan Bank Indonesia dan Bank Jateng. Sistem pembayaran digital tersebut menggantikan pembayaran manual karcis yang kurang adaptif dengan perkembangan zaman saat ini.
Peluncuran sistem pembayaran retribusi di pintu masuk Objek Wisata Alam Guci tersebut ditandai dengan pembayaran tiket masuk oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir secara virtual sebagai wisatawan, Senin (15/03/2021) sore. Berperan sebagai petugas tiket pada simbolis pembayaran nontunai tersebut adalah Bupati Tegal Umi Azizah.
Lewat sambutannya, orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut mengapresiasi komitmen Pemkab Tegal dalam membangun integritas dan memperkuat akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah melalui pembayaran non tunai. “Pembayaran cashless ini adalah bagian dari menjaga integritas,” tegas Ganjar.
Menurutnya, uang yang ditransaksikan melalui skema transfer bank ini akan memudahkan proses pengawasannya sehingga tidak ada pihak-pihak yang berani korupsi karena bisa dilacak. Ia pun mengimbau agar Pemkab Tegal melalui dinas pengelolanya bisa menganalisis dari data transaksi nontunai melalui aplikas e-money tersebut untuk melihat profil wisatawan seperti asal wisatawan, produk barang ataupun jasa yang dibelinya hingga uang yang dibelanjakan di objek wisata Guci.
“Ujungnya, dengan memanfaatkan artificial intelligence, data profil pengunjung tersebut bisa dianalisis dan dimanfaatkan untuk menyusun strategi promosi dan pengelolaan pariwisata yang tepat,” ungkapnya.
Menutup sambutannya, Ganjar berharap sistem pembayaran nontunai QRIS di objek wisata Guci ini bisa dijadikan contoh dan menginspirasi seluruh pengelola objek wisata di Jawa Tengah menerapkan hal serupa.
Lihat juga: Taman Wisata Alam Guci Go Digital.
Senada dengan itu, Umi mengatakan jika konversi layanan pembayaran tunai ke nontunai ini dinilai mampu meningkatkan pendapatan asli daerah dengan menekan kebocoran penerimaan retribusi dan mencegah terjadinya praktik tidak terpuji yang menurutnya bisa terjadi di mana saja.
Umi mengungkapkan jika aplikasi e-money seperti Shoppe Pay, GoPay, Ovo, Link Aja, Dana, Sakuku, Doku, hingga iSaku merupakan aplikasi pembayaran digital kekinian yang bisa digunakan untuk membayar tiket masuk ke Guci. Penggunaan teknologi tersebut rencananya akan diterapkan di seluruh objek destinasi wisata di Kabupaten Tegal dan juga tempat usaha lainnya seperti hotel, rumah makan, toko, hingga pelaku UMKM.
“Hadirnya teknologi pembayaran elektronik yang disertai sistem pengawasan dan pengendalian yang memadai serta diperkuat dengan edukasi yang baik kepada wisatawan pengunjung tentang prosedur pembayaran nontunai ini akan meminimalisir praktik yang merugikan keuangan pemerintah daerah,” kata Umi.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal Muhammad Taufik Amrozy menjelaskan jika sistem pembayaran nontunai QRIS ini aman, mudah, cepat dan praktis. Menurutnya, pembayaran dengan metode scan QRIS di era pandemi dapat meminimalkan sentuhan fisik sehingga dapat mengurangi risiko penularan Covid-19.
Di sisi lain, lanjut Taufik, penggunaan QRIS sebagai sarana transaksi digital nontunai memudahkan pelaku usaha dalam mencatatkan transaksinya dan melakukan pelacakan. Kemudahan lainnya adalah pelaku usaha bisa dengan cepat membangun credit profile-nya melalui capturing data yang selama ini sulit dilakukan, terutama bagi UMKM sebagai prasyarat mengakses pembiayaan perbankan.
“Dengan hanya menggunakan satu QR code, QRIS mengusung semangat unggul, universal, gampang dan langsung,” jelasnya. (OI)
Discussion about this post