Slawi – Menjadi relawan penolong sesama adalah pilihan untuk bekerja ikhlas tanpa pamrih. Mereka bergerak di jalan sunyi yang sepi dari publikasi, karena misi dan kepentingan relawan hanya satu, yaitu kemanusiaan. Hal ini tercermin pula pada pengabdian sejumlah relawan millenial yang tergabung dalam Organisasi Pemuda RW Tiga (Orpega) di RT05/RW03 Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
Meski terbilang kecil, namun keanggotaan komunitas yang didominasi anak-anak muda ini sudah tidak diragukan lagi perannya di lingkungan masyarakat sekitar. “Orpega ini sudah berdiri sejak sebelas tahun lalu, atau sejak 2010. Dan alhamdulillah, anggotanya saat ini sudah mencapai sembilan puluh orang,” kata Ketua Orpega, Anton Saputro saat ditemui di markas Orpega, Kalisapu, Jumat (17/09/2021) pagi.
Menurut Anton, sebelum adanya pandemi Covid-19, Orpega sudah terbiasa menjalankan aksinya dengan turun ke masyarakat lewat aksi peduli sosial, memberikan bantuan kepada warga kurang mampu dan membutuhkan.
Namun, sejak pandemi, organisasi nirlaba ini lebih banyak terlibat aktif membantu Satgas Jogo Tonggo di lingkungan sekitar seperti melakukan penyemprotan disinfektan dan menyalurkan bantuan sembako atau kebutuhan sehari-hari warganya yang menjalani isolasi mandiri, termasuk bantuan dari Baznas Kabupaten Tegal.
Di sini, Orpega tidak sendiri, pihaknya menggandeng Gerak Sedekah Tegal (GST) untuk menyediakan oksigen tabung dan ambulan gratis. “Kami menggandeng GST untuk mendapatkan bantuan oksigen dan ambulan gratis,” kata Anton.
Selama pandemi, anggotanya juga banyak berperan membantu proses pemakaman jenazah pasien Covid-19 bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tegal.
Ditanya soal dukungan operasional Orpega, Anton mengungkapkan jika pendanaan kegiatan organisasinya berasal dari anggota, teman atau kerabat. Ia mengungkapkan, selama pandemi terkumpul dana sekitar Rp 15 juta yang digunakan seluruhnya untuk menunjang kegiatan operasional penanganan Covid-19 di lingkungan Desa Kalisapu. Dukungan lainnya juga berasal dari Kepala Desa Kalisapu yang membantu mensuplai disinfektan dan moda pengangkutnya.
Melihat soliditas Orpega yang mampu bertahan selama sepuluh tahun ini tentunya tidak terlepas dari kesamaan visi antar individu anggotanya. Hal ini pula yang diakui Anton bahwa dalam melakukan aksinya, semua atas kemauan sendiri dan tidak ada paksaan. Fokusnya adalah pada keselamatan dan kesejahteraan warga yang dilayani.
“Semuanya dilakukan dengan semangat paseduluran, tanpa berharap imbalan apa pun,” ujarnya.
Anton pun bersyukur kasus penularan Covid-19 di wilayahnya sudah sangat berkurang, sehingga kegiatan sosial Orpega ke depan dapat dilonggarkan dan beralih fokus utamanya ke kegiatan lain seperti membentuk tim sapu bersih (Saber) mushola setiap hari Jumat.
“Mudah-mudahan pengabdian kawan-kawan di sini dalam menyumbangkan tenaga, harta, waktu dan pemikirannya secara sukarela ini dapat menginspirasi pemuda atau warga lainnya dalam membantu sesama, semata-mata demi ibadah dan meraih pahala-Nya,” tutupnya. (ED/AD/hn)
Discussion about this post