Lebaksiu – Sebanyak 69 rumah warga di RT 01, 03, dan 04 RW 09, Dukuh Belimbing, Desa Kajen, Kecamatan Lebaksiu rusak akibat tanah bergerak seiring dengan intensitas hujan yang cukup tinggi selama beberapa hari terakhir. Bupati Tegal Umi Azizah pun meninjau kondisi rumah warga ini pada Kamis (09/06/2022) dan meminta pemerintah desa setempat menyiapkan relokasi.
Di sini, Umi meminta warga sekitar untuk bergotong royong, membantu tempat singgah atau hunian sementara bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan sedang dan berat. Hal ini untuk mencegah risiko terjadinya bangunan rumah roboh yang membahayakan keselamatan jiwa.
“Saya minta pemerintah desa dan juga warga sekitar bisa bergotong royong, saling membantu satu sama lain mencukupi kebutuhan sementara saudara-saudara kita yang ditimpa musibah ini,” kata Umi.
Umi juga memerintahkan Pemerintah Desa Kajen agar segera mendata warganya yang terdampak bencana tanah bergerak ini untuk diusulkan masuk ke dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), dibantu Dinas Sosial Kabupaten Tegal dan Provinsi Jawa Tengah sehingga nantinya bisa mendapat bantuan seperti rehab rumah tidak layak huni.
“Mohon bisa didata untuk warganya yang terdampak bencana dengan tingkat kerusakan ringan untuk segera kita diajukan bantuan CSR (corporate social responsibility) atau Baznas (badan amil zakat nasional),” pintanya pada kepala desa setempat..
Guna mencegah kejadian serupa, ia mengimbau agar di zona rawan bencana tersebut tidak dibangun rumah ataupun bangunan permanen lainnya dan meminta keluarga terdampak yang rumahnya rusak mau direlokasi ke tempat lain.
Sebelumnya Umi juga pernah mengunjungi lokasi yang sama di bulan Februari 2019 lalu. Pasca kunjungannya tersebut, sebanyak lima keluarga terdampak bencana bersedia direlokasi dan menempati rumahnya yang baru di belakang SD Negeri 1 dan 2 Kajen.
Sementara itu, menindaklanjuti arahan bupati, Kepala Desa Kajen Juni Sukmadi akan segera mendata warganya yang terdampak bencana. Ia pun berharap bantuan dari pemerintah daerah dan pihak lain bisa segera datang untuk meringankan beban warganya.
Juni pun meminta Pemkab Tegal bisa memfasilitasi pembangunan rumah di lokasi relokasi yang telah disiapkan pihaknya. Tujuannya agar warganya bisa kembali beraktivitas dengan tenang tanpa ada rasa khawatir lagi.
“Kejadian bencana ini sebenarnya sudah rutin terjadi setiap tahunnya sejak 2017 lalu. Setiap tahun selalu ada retakan baru. Terakhir hari Selasa (07/06/2022) dan Rabu (08/06/2022) malam kemarin. Dan itu pergerakannya cukup cepat, sehingga rencana terdekat kami adalah merelokasi warga ini ke tempat yang baru,” ungkapnya.
Adapun salah satu korban bencana tanah bergerak, Sri Mulyana (37) mengaku kondisi rumahnya saat ini mengalami kerusakan cukup parah, mengingat pergerakan tanah di sekitarnya masih terus berlangsung. Terlebih pasca hujan lebat, retakan baru pasti akan muncul.
Diperoleh keterangan, Mulyana belum mau menerima tawaran relokasi dari pemerintah desa setempat ke tempat hunian sementara dan memilih bertahan tinggal di lokasi karena pertimbangan jarak ke sekolah anaknya menjadi lebih jauh. (AD/hn)
Discussion about this post