Slawi – Bupati Tegal Umi Azizah meminta satuan pendidikan dengan predikat Sekolah Adiwiyata bisa menerapkan pola pendidikan perilaku dan pendidikan lingkungan. Hal ini diungkapkan Umi saat peresmian Masjid Baitul Atiq dan Kantin Sehat di SMP Negeri 1 Slawi, Jumat (11/08/2023).
Penerapan pola pendidikan lingkungan melalui Sekolah Adiwiyata diharapkan mampu membentuk karakter dan perilaku disiplin pelajar dalam menjaga kebersihan lingkungan, disamping menanamkan sikap dan tanggungjawab mengelola sampahnya.
Umi mencontohkan, di negara maju seperti Jepang, pendidikan untuk anak usia TK dan sekolah dasarnya lebih pada penanaman pendidikan budi pekerti, pendidikan lingkungan ketimbang matematika, seperti membawa sampah dari rumah setiap harinya untuk kemudian di buang di tempat sampah di sekolah yang sudah dibedakan jenisnya.
Sehingga di Jepang, tidak sedikit sekolah dasar dan menengah yang nyaris tidak memerlukan petugas kebersihan karena setiap anak diberikan tugas dan tanggung jawab untuk membersihkan ruangan kelas dan lingkungan sekolah setelah selesai belajar yang itu dilakukan setiap hari.
“Mereka berpandangan, menanamkan pendidikan perilaku disiplin seperti budaya mengantri, tidak saling serobot atau berebutan, perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini akan terpatri kuat di setiap diri individu anak ketimbang merubah perilaku keliru yang sudah terlanjur menjadi kebiasaan.
Hal yang sama juga diterapkan pada pendidikan pelajar di negara Singapura, di mana anak-anak di sana sejak dini sudah diajarkan bagaimana cara membuang sampah dan mengonsumsi makanan sehat.
Umi mengungkapkan, daya tarik negara kota yang nyaris tidak memiliki kekayaan sumber daya alam ini bukan karena letak geografisnya yang berada di Selat Malaka sebagai jalur lintas perdagangan dunia, melainkan Singapura menawarkan lingkungan hunian dan tempat tinggal yang nyaman bagi siapa saja yang datang ke sana. Ini yang menjadi daya tarik utama investor besar berskala multinasional mau tinggal dan menetap di sana, berinvestasi serta menanamkan modalnya di sana.
Maka, untuk membangun lingkungan hunian yang nyaman dengan hubungan kekerabatan sosial multi etnis warganya yang baik, hal mendasar yang ditanamkan untuk membangun sumber daya manusianya yang berkualitas adalah dengan pendidikan lingkungan.
Singapura, lanjut Umi, menawarkan sistem pendidikan yang menjamin keamanan dan kenyamanan anak-anak bersekolah. Tidak ada yang namanya tawuran antara pelajar, membolos sekolah atau melakukan hal-hal yang merugikan kepentingan umum seperti corat-coret dinding, balap liar. Sebab di sana semuanya terpantau. Ada sistem yang terbangun baik yang menjadikan pelajarnya nyaman bersekolah, termasuk jaringan transportasi publik yang menjangkau seluruh lokasi sekolah dan kampus.
Maka tidak heran jika kemudian ribuan Warga Negara Indonesia yang berpendidikan baik, bertalenta global pindah status kewarganegaraannya ke Singapura setiap tahunnya.
“Ini alarm. Apa yang menjadikan Singapura ini menarik? ternyata, negara yang luasnya hampir sama dengan Jakarta ini memiliki tata kehidupan yang lebih baik di banyak hal. Lebih humanis, lebih tertib dan disiplin,” ungkap Umi.
Sehingga di sini Umi berharap, pendidikan lingkungan melalui pendekatan Sekolah Adiwiyata bisa membentuk mental dan karakter anak yang disiplin. Sebab mereka adalah tulang punggung Indonesia Emas 2045. Generasi yang akan menentukan masa depan dan daya saing bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya.
Kedisiplinan ini bisa dimulai dari menjaga kebersihan ruang kelas dan halaman sekolah, meminimalisir penggunaan plastik dan syrofoam dengan menata kantin sehat serta membiasakan mengonsumsi makanan dan minuman bergizi, higienis, dan aman.
Lebih lanjut Umi berharap, kehadiran Masjid Baitul Atiq bisa digunakan sebagai pusat kegiatan kerohanian siswa, tempat mengasah intelektualitas spiritual agar para siswa memiliki kekuatan akidah, pemahaman agama yang luas, dan mampu menempatkan dirinya di tengah keberagaman kehidupan beragama dan berkebudayaan.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Fakihurrokhim menjelaskan jika SMP Negeri 1 Slawi telah berhasil meraih predikat Sekolah Adiwiyata Mandiri tahun 2019
“Saya berharap SMP Negeri 1 Slawi dapat terus melaju mengukir lebih banyak prestasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Senada dengan itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Slawi Mujiarti mengatakan jika pihaknya bersama dinas terkait akan mempersiapkan diri untuk maju ke ajang Eco Asean School. Dirinya pun menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah daerah dan komite sekolah atas kerjasamanya membangun Masjid Baitul Atiq sehingga bisa diselesaikan dalam kurun waktu 3,5 bulan.
Adapun pembangunan kantin sehat merupakan hasil kerja sama pihaknya dengan Baznas Kabupaten Tegal yang memberikan bantuan senilai Rp25 juta. Pembangunan kantin ini sebagai upaya pihaknya menghadirkan kantin yang nyaman dan higienis.
“Tahun ini kami akan menjalankan Probelaskasih atau program bawa gelas piring menuju kantin bersih untuk meminimalisir penggunaan kemasan plastik. Kami ingin menciptakan kantin Simpatik atau sekolah indah tanpa sampah plastik,” pungkasnya. (SAB/hn)
Discussion about this post