Pangkah – Bupati Tegal Umi Azizah kembali turun ke lapangan mendistribukan air bersih untuk konsumsi warganya yang terdampak kekeringan akibat fenomena alam el nino pada Selasa (05/09/2023). Tiga desa yang dikunjunginya kali ini adalah Desa Pener, Kecamatan Pangkah, Desa Karangmulya dan Desa Harjasari Kecamatan Suradadi.
Didampingi Direktur RSUD dr. Soeselo Slawi Guntur Muhammad Taqwin, Bupati Umi menuturkan, berdasarkan prediksi Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) musim kemarau tahun ini mencapai titik puncaknya di bulan Agustus dan September 2023 ini. Sehingga pihaknya pun perlu menyiapkan droping air bersih menggunakan truk tangki ke sejumlah desa, termasuk melibatkan RSUD dr Soeselo Slawi untuk membantu pengadaan air bersihnya.
Saat pembagian air bersih di Desa Pener, Umi meminta pejabat BPBD Kabupaten Tegal di lokasi bisa berkomunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk memanfaatkan sementara bak penampung air bersih program Pamsimas sebagai hidran umum.
“Itu ada bak (penampungan air) milik Pamsimas. Kiranya bisa dipakai, bisa difungsikan sementara jadi hidran umum untuk menampung air dari truk tangki ini,” kata Umi.
Di sini, Umi menitip pesan agar warga setempat bisa ikut serta menciptakan iklim mikro dengan menanam tanaman, memanfaatkan ruang sempit di tengah padatnya lingkungan permukiman, termasuk pohon atau tanaman keras seperti mangga, nangka, ataupun ketapang kencana jika masih tersedia lahan pekarangan.
Dirinya juga meminta pemerintah desa bisa menanam pohon keras seperti trembesi pada turus jalan ataupun beringin di lingkungan sekolah dan halaman parkir ruko untuk meminimalisir penguapan dan hawa panas akibat paparan sinar matahari secara langsung, disamping fungsinya menjaga cadangan air tanah.
Umi pun mengimbau warga bisa memperbanyak lubang biopori untuk mengonversi sampah organik rumah tangga menjadi kompos, selain berfungsi pula sebagai resapan air hujan untuk memperpanjang ketersediaan air tanah.
Di tempat yang sama, Nur Azizah (37) mengaku senang dengan bantuan pemerintah ini. Menurutnya, kesulitan air bersih di lingkungannya terjadi sejak awal April 2023, terlebih kondisi sumur rumahnya yang berkedalaman 10 meter kini mengering. Kebutuhan mandi dan mencuci pakaian dilakukan di sungai, sedangkan untuk air minum dan memasak ia beli dari jasa isi ulang air minum seharga Rp5 ribu per galon.
“Alhamdulillah, kalau ada bantuan (air bersih) seperti ini saya senang. Biar masyarakat semakin sehat, tidak mudah sakit” kata Tati.
Usai dari Desa Pener, distribusi bantuan air bersih dilanjutkan ke Desa Karangmulya dan Desa Harjasari Kecamatan Suradadi.
Sementara itu, Direktur RSUD Guntur menuturkan jika sejauh ini pihaknya sudah mendistribusikan 10 truk tangki air berkapasitas lima ribu liter ke Desa Pener sebanyak dua tangki, Desa Harjasari empat tangki dan Desa Karangmulya empat tangki.
Pihaknya juga berencana menambah bantuan air bersih sebanyak 20 tangki lagi untuk didistribusikan ke daerah terdampak kekeringan seperti di Dusun Kalinusu, Desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng. (EW/hn)
Discussion about this post