Slawi – Visi Indonesia Emas 2045 dalam mewujudkan negara nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan menjadi arah kebijakan pembangunan jangka panjang nasional dan daerah. Hal ini terungkap saat berlangsung Kick Off Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tegal 2025-2045 di Gedung Dadali, Jumat (08/09/2023).
Di usia satu abad kemerdekaan RI tahun 2045 mendatang, dicita-citakan Indonesia mampu keluar dari jebakan negara berpendapatan kelas menengah dan bisa menangkap peluang besar menjadi negara lima besar dengan ekonomi terkuat di dunia. Namun hal tersebut harus didukung oleh transformasi menyeluruh di segala bidang dan penerapan strategi yang tepat.
Bupati Tegal Umi Azizah mengatakan RPJPD Kabupaten Tegal 2025-2045 akan menjadi fondasi kebijakan pembangunan dalam memajukan dan mensejahterakan kehidupan masyarakatnya. Sehingga proses penyusunannya sangat penting dan menentukan gambaran Kabupaten Tegal 20 tahun ke depan, terutama dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Penyusunan RPJPD juga diharapkan mampu menggambarkan positioning Kabupaten Tegal dalam konstelasi pembangunan provinsi dan nasional ke depan, apakah hanya duduk di deretan bangku belakang sebagai supporter, sebagai pemain cadangan, ataukah playmaker yang tidak sekedar mewarnai, mendukung capaian program pembangunan nasional, tapi juga penentu arah, sekaligus barometer atas praktik baik implementasi kebijakan pembangunan.
Meski lebih menonjolkan pendekatan partisipatif dan bottom-up dalam proses penyusunannya, orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini mengingatkan sejumlah isu strategis untuk kurun waktu 10 hingga 20 ke depan, antara lain perubahan iklim, disrupsi teknologi, kesenjangan sosial, penuaan populasi, hingga ketenagakerjaan seiring bertambahnya populasi penduduk usia produktif di era bonus demografi.
Menurutnya, negara-negara maju sudah lebih dulu menekankan isu lingkungan atau perubahan iklim sebagai isu besar yang akan berpengaruh pada kehidupan umat manusia dan dipandang sebagai sebuah ancaman terhadap ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, hingga industri yang memaksa percepatan konversi energinya menggunakan sumber energi ramah lingkungan dan rendah karbon.
Di sisi lain, konsep green economy yang diterapkan negara maju tersebut menjadi ancaman perdagangan nasional, terutama pemasaran produk-produk UMKM dengan pangsa pasar ekspor. Sebab negara-negara maju seperti Uni Eropa, bahkan sebagian negara ASEAN tahun 2030 mendatang sudah mensyaratkan rekam jejak karbon atas setiap produk yang akan masuk ke negaranya.
“Produk minyak sawit kita sudah ditolak masuk Eropa. Produk kopi kita juga dibatasi masuk ke pasar Eropa karena konsep pertaniannya melanggar kode etik antideforestasi. Menyusul ini nanti sapi, furniture kayu, kakao, hingga karet. Ini PR besar pertanian kita,” kata Umi.
Dia pun berharap, kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) yang diakomodir pada penyusunan RPJPD ini dapat menangkap isu lingkungan di Kabupaten Tegal yang dihadapkan pada ancaman nyata deforestasi di lereng Gunung Slamet yang sudah merambah hingga ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut.
Jika hal ini terus berlanjut, kelestarian kawasan tersebut sebagai area tangkapan air akan terganggu. Tidak tertutup pula kemungkinan debit mata air yang diambil dari kaki Gunung Slamet dan dikelola perusahaan umum daerah untuk mensuplai kebutuhan air bersih warga Tegal Raya akan berkurang.
Sementara itu, disrupsi teknologi digital pada teknologi informasi, teknologi robotika, dan teknologi industri dengan perubahannya yang demikian cepat menuntut penyiapan sumber daya manusia yang unggul secara kualitas, bukan kuantitas.
Tahun Emas 2045 menurutnya akan diisi oleh anak-anak yang tahun ini duduk di bangku sekolah dasar, SMP, hingga SMA. Sementara akses pendidikan di Kabupaten Tegal ditinjau dari angka partisipasi murninya (APM) terlihat masih belum merata. APM untuk jenjang SD 97,37 persen, SMP 80,98 persen, SMA 56,97 persen dan perguruan tinggi (DI-S3) 23,85 persen.
“Ini tantangan dunia pendidikan ke depan untuk menyiapkan lulusan yang akan menjadi angkatan kerja terkait penguasaannya terhadap saintek dan keahlian spesifik, termasuk keterampilan berwirausaha,” ujarnya.
Membangun negeri ini harus dimulai dengan mencerdaskan manusianya lebih dahulu. Dia mencontohkan negara-negara maju yang starting point-nya relatif sama dengan Indonesia, seperti Korea Selatan dengan selisih waktu kemerdekaannya hanya dua hari dari kemerdekaan RI, tapi selisih kemajuannya lebih dari 20 tahun.
Menurutnya, itu tidak terlepas dari fokus pembangunan yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan. Mereka memandang, pembangunan pendidikan merupakan investasi berkelanjutan sembari menanamkan ideologi kebangsaan yang kuat supaya bangga memproduksi, membeli, dan memakai produk dalam negerinya, seburuk dan semahal apapun itu.
Lebih lanjut Umi menegaskan, keberhasilan penyusunan dokumen RPJPD ini hanya dapat terwujud jika ada dukungan dan partisipasi semua pemangku kepentingan. Dia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam penyusunan RPJPD Kabupaten Tegal 2025-2045 ini dengan mengisi kuesioner online yang dapat diakses melalui tautan rpjpd2045.tegalkab.go.id.
“Saya minta kepada kepala OPD untuk melakukan sinkronisasi hasil kajian dan target pencapaian KLHS, RTRW (rencana tata ruang wilayah) dan dokumen strategis lainnya untuk diselaraskan dengan masukan atau aspirasi dari masyarakat,” pungkasnya. (EW/hn)
Discussion about this post