Slawi – Pemerintah Kabupaten Tegal salurkan beasiswa senilai Rp10,12 miliar untuk pelajar berprestasi dan siswa miskin tingkat sekolah dasar (SD) ataupun madrasah ibtidaiyah (MI) dan sekolah menengah pertama (SMP) atau madrasah tsanawiyah (MTs). Simbolis penyaluran beasiswa ini dilakukan Bupati Tegal Umi Azizah di Pendopo Amangkurat, Senin (16/10/2023) pagi.
Beasiswa ini akan disalurkan kepada 9.873 siswa SD/MI dan 7.578 siswa SMP/MTs. Siswa SD/MI akan menerima biaya personal peserta didik senilai Rp450 ribu. Sedangkan untuk jenjang SMP/MTs akan menerima biaya personal peserta didik senilai Rp750 ribu. Penyaluran beasiswa tersebut disalurkan dalam bentuk tabungan Simpanan Pelajar atau Simpel dari PT BPR Bank TGR (Perseroda).
Lewat sambutannya, Umi menyampaikan bahwa melalui beasiswa ini diharapkan bisa membantu meringankan beban pengeluaran keluarga untuk menunjang pendidikan anak seperti biaya transportasi ke sekolah, membeli buku, seragam ataupun perlengkapan sekolah sehingga motivasinya terus bersekolah atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi menguat, tidak putus sekolah di tengah jalan hanya karena terkendala biaya.
Sedangkan beasiswa bagi anak-anak berprestasi harapannya semakin memotivasi mereka supaya lebih giat lagi belajarnya di sekolah, lebih kuat lagi motivasinya untuk meraih mimpi dan meraih cita-cita sukses di masa depan.
“Saya menyambut baik penyaluran beasiswa ini, terlebih bagi siswa dari kalangan keluarga kurang mampu. Sebab ini adalah bagian dari upaya kita, Pemerintah Kabupaten Tegal mewujudkan pendidikan berkualitas untuk semua secara adil dan merata,” ujarnya.
Terlebih, nantinya mereka akan bersaing di pasar kerja di masa puncak bonus demografi tahun 2030. Sehingga kompetensinya perlu disiapkan sejak dini, diawali dengan menjamin pendidikannya hingga penguasaan pada keterampilan dan kecakapan hidupnya supaya kelak tumbuh menjadi generasi unggul dan berdaya saing.
Lebih lanjut, Umi meminta program beasiswa ini terus dikembangkan dan menyasar lebih banyak anak-anak dari keluarga miskin, terutama mereka yang belum terjangkau Program Keluarga Harapan (PKH) ataupun Program Indonesia Pintar (PIP). Sebab tidak sedikit keluarga miskin yang tidak tahu bagaimana caranya mengakses program bantuan sosial pemerintah. Selain terkendala permasalahan administrasi, kondisi birokasi di pemeritahan desa tidaklah sama, sehingga ada keluarga miskin yang tidak masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau DTKS.
“Sampai saat ini saya meyakini, pendidikan anak adalah jawaban paling tepat untuk memutus mata rantai kemiskinan. Selain membuka wawasan dan pola pikirnya, dengan berpendidikan baik, peluang mengakses lapangan kerja semakin luas,” ujarnya.
Program beasiswa juga bisa menguatkan literasi keuangan pada anak sejak dini, seperti budaya menabung dan berhemat. Bukan hanya untuk mempersiapkan masa depan, tapi budaya menabung akan menjadi bekal ilmu manajemen keuangan dan investasi, selain mengajarkan anak-anak lebih bijak membelanjakan uangnya.
Senada dengan Umi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal Fakihurrohim berharap beasiswa ini bisa membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu dan berprestasi untuk mengakses layanan pendidikan sampai tamat pendidikan dasar.
Dia pun mengimbau seluruh kepala sekolah mengecek kembali data penerima beasiswa. Sebab penerima beasiswa ini adalah peserta didik yang tidak menerima bantuan PIP, PKH maupun bantuan lain dari APBD Kabupaten Tegal.
“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan verifikasi dan validasi. Jika ternyata ada yang dobel, segera laporkan untuk kita alihkan ke siswa lain yang berhak tapi belum dapat,” pungkas Fakih. (EW/hn)
Discussion about this post