Slawi – Pemerintah Kabupaten Tegal kembali meraih penghargaan Innovative Government Award (IGA) Tahun 2024 untuk kategori Kabupaten Sangat Inovatif dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Informasi tersebut disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappeda dan Litbang) Kabupaten Tegal Muhammad Faried Wajdy saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (03/12/2024) siang.
Penghargaan ini menjadi kado akhir tahun bagi Pemkab Tegal. Penyerahan penghargaan ini akan diberikan pada acara Penganugerahan IGA 2024 tanggal 5 Desember 2024 mendatang di Kota Surabaya di mana Pj Bupati Tegal Agustyarsyah akan hadir.
Ajang IGA yang sudah berjalan sejak tahun 2017 menjadi momen penting pemerintah daerah untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan atau implementasi inovasi di tiap-tiap daerah dan dampaknya bagi kemajuan daerah dalam hal pelayanan publik, kesejahteraan masyarakat dan daya saing daerah.
Keikutsertaan pemda pada ajang inovasi daerah ini dimulai dari penyampaian laporan inovasi daerah melalui laman Kemendagri. Setelahnya dilakukan pengukuran indeks inovasi daerah, pemaparan oleh kepala daerah bagi daerah nominator yang memiliki indeks tertinggi dengan skala tertentu di hadapan tim penilai yang terdiri dari unsur kementerian dan lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, akademisi, dan unsur profesional lainnya.
Setelahnya dilakukan validasi lapangan oleh tim penilai dan fasilitator. Di tahap akhir dilakukan penilaian akhir oleh tim penilai. Bagi daerah yang mendapatkan skor di bawah 35 maka terkategori kurang informatif. Sedangkan skor 35-60 terkategori informatif dan skor di atas 60 seperti halnya Kabupaten Tegal pada tahun ini terkategori sangat inovatif.
“Kabupaten Tegal sendiri pernah meraih kategori tertinggi, yaitu kabupaten terinovatif pada IGA tahun 2021. Sebelumnya di tahun 2020 dan setelah tahun 2021 kita masuk kategori sangat inovatif,” ungkapnya.
Lebih lanjut Faried menjelaskan setiap inovasi yang didaftarkan pada IGA hanya dapat diikutkan maksimal dua kali dengan memastikan ada kematangan yang lebih dan inovasinya berkembang.
Ditanya soal tahapan yang sudah dilalui, ia menjelaskan pendaftaran inovasi daerah dimulai akhir tahun 2023, di mana Bappeda dan Litbang bersurat kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mengirimkan data inovasinya masing-masing dan selanjutnya ditetapkan lewat surat keputusan inovasi. Selanjutnya, di awal tahun 2024 pihaknya menggelar workshop inovasi sebanyak dua kali untuk mengoptimalkan kematangan inovasi yang ditetapkan sampai dilakukan penilaian kematangannya.
“Di level kabupaten, kami tidak hanya mengumpulkan inovasi saja, akan tetapi juga ikut mendampingi proses pematangan inovasi yang disampaikan OPD. Alhamdulilah, dari 89 inovasi yang kita ajukan tahun ini tidak ada yang ditolak Kemendagri,” katanya.
Pihaknya berharap inovasi yang akan dikirimkan OPD ke depan semakin bertambah, terlebih bagi para pejabat di eselon tiga agar bisa memiliki inovasi di masing-masing organisasinya, atau setidaknya satu OPD bisa memunculkan dua hingga tiga inovasi.
“Salah satu OPD yang memiliki potensi untuk menciptakan lebih banyak inovasi adalah Dinas Kesehatan dan Dinas Kebudayaan. Ini karena mereka punya banyak lembaga atau unit kerja di bawahnya. Tinggal bagaimana nanti kita mengawal untuk kematangannya,” kata Faried.
Dari sini ia berharap indeks inovasi daerah Kabupaten Tegal tahun depan bisa lebih tinggi lagi, sehingga masyarakat juga bisa ikut merasakan dampaknya. (AD/hn)
Discussion about this post