Slawi – Tanpa pendidikan politik yang baik, persepsi anak-anak muda terhadap kontestasi politik lebih dimaknai sebatas upaya merebut dan melanggengkan kekuasaan. Pernyataan ini disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Tegal Abasari saat membuka Sekolah Pendidikan Politik Pemuda DPD KNPI Kabupaten Tegal di Universitas Bhamada, Slawi, Minggu (31/07/2022).
Sekolah pendidikan politik harus mampu mengarahkan dan mengembalikan politik pada makna yang sebenarnya. Sebab tidak sedikit publik yang berasumsi politik hanyalah cara tercepat meraih kekayaan, menumpuk pundi-pundi harta. Sebab, banyak kasus korupsi terungkap melibatkan elit politik, anggota legislatif, hingga kepala daerah.
“Pendidikan politik harus bisa menyadarkan bahwa muara dari kegiatan politik adalah kesejahteraan masyarakat, bukan kegaduhan kaum elit, keributan orang-orang atas. Tapi politik adalah soal formulasi kebijakan publik dan evaluasi atas pencapaian tujuan pembangunan,” ujarnya.
Hal ini pula yang mengakibatkan banyak pemuda milenial potensial yang sesungguhnya mampu, enggan berpartisipasi dalam kegiatan politik. Mereka lebih memilih membangun startup atau berwirausaha ketimbang terjun ke panggung politik, termasuk memilih berkegiatan sosial atau filantropi sebagai antitesis atas ketidakpekaan elit politik terhadap situasi krisis yang dihadapi masyarakat.
Sebab selain masih adanya isu praktik jual-beli kendaraan partai politik, ongkos untuk pemenangannya pun juga tidak murah. Mindset dan culture-set inilah yang menurut Abasari harus dirubah.
“Potensi keikutsertaan anak-anak muda generasi Z dan millenial Kabupaten Tegal pada Pemilu mendatang sangat besar, mencapai 52,62 persen dari jumlah penduduk,” ujarnya.
Sehingga sekolah politik dari DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Tegal sebagai ruang edukasi harus bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk menguatkan kembali citra positif politik.
Politik, lanjut Abasari adalah alat kontrol pembangunan dan harus bisa ditempatkan pada posisi yang seharusnya. Menjadikan politik sebagai sarana untuk mengelola sumber daya secara efektif dan efisien agar tujuan mulianya mensejahterakan masyarakat bisa tercapai.
“Saya titip pesan tumbuhkan dan ciptakan iklim kehidupan politik yang lebih baik, lebih santun dan bertanggungjawab. Bekali diri kalian dengan pemahaman soal kepemimpinan, integritas yang harus dimiliki setiap calon pemimpin, netiket, hingga kemampuan menangkal hoaks Pemilu dan cyberbullying,” pungkasnya. (FH/hn)
Discussion about this post