Slawi – Di usianya yang menjelang satu abad, Nahdlatul Ulama (NU) masih terus berjalan di atas visi besarnya, yakni menyebarkan dan mengamalkan ajaran Islam ahlusunnah wal jama’ah demi terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat, dan demi terciptanya rahmat bagi semesta.
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Tegal Umi Azizah pada acara Khotmil Qur’an dan Doa Kebangsaan menyambut Satu Abad NU di Pendopo Rumah Dinas Bupati Tegal, Jumat (03/02/2023) malam.
Umi menuturkan, visi besar yang tertuang dalam rumusan AD/ART NU tersebut mempunyai kata kunci Islam ahlussunnah wal jama’ah dan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera. Dengan kata lain, NU memiliki dua amanat, yaitu amanat keagamaan atau diniyyah dan amanat kebangsaan atau wathoniyyah.
NU merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dalam pengaruhnya bagi peradaban Islam di tanah air dan juga kiblat baru peradaban Islam modern.
Momen satu abad NU ini menurut Umi harus menjadikan NU semakin mampu menunjukkan relevansinya dalam menghadapi berbagai perubahan besar, baik dalam skala nasional maupun global. Mampu menjaga kesetaraan hidup rukun dan damai antarumat beragama, antar etnis dan golongan serta mampu menjaga kehidupan sosial keagamaan agar tidak terbawa dalam pusaran konflik yang terlalu jauh.
“Inilah NU dengan watak beragamanya yang tawasuth atau moderat, tawazun atau berimbang, dan ta’adul atau berkeadilan telah mengantarkan cara pandang kita pada NU yang selalu mencerahkan, terutama mengenai konsep kebangsaan Indonesia,” ujar orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini.
Pandangan NU mengenai Indonesia dengan dasar negaranya Pancasila sebagai bentuk final Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah sekadar persoalan politik, tapi juga memiliki dasar keagamaan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan karena sesungguhnya itu adalah implementasi dari ajaran agama Islam, hubbul wathon minal iman.
“Bagi NU, mengemban kemaslahatan umat dan bangsa merupakan sebuah kewajiban. Sehingga mengacu pada dalil dalam kaidah fiqh, kemaslahatan umat dan bangsa ini tidak akan bisa diraih secara sempurna manakala tidak ada kesepakatan di antara unsur-unsur bangsa yang beragam,” tutupnya.
Hal senada juga disampaikan Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Dadang Darusman. Menurutnya peringatan Satu Abad NU yang diselenggarakan secara sederhana tidak menjadi alasan bagi warga nahdliyin mengamalkan nilai-nilai dan pesan moral yang telah ditanamkan para ulama pendiri NU.
“Tentunya lewat kegiatan ini kita bisa mengimplementasikan perjuangan para pendiri NU untuk membumikan Islam rahmatan lil ‘alamin di bumi Indonesia untuk merawat jagat, membangun peradaban, dan membangun budaya disiplin dalam semua aspek kehidupan,” kata Dadang. (HR/hn)
Discussion about this post