Pagerbarang – Bupati Tegal Umi Azizah menyampaikan apresiasinya atas pencapaian program rame-rame sekabehane ASN cegah stunting (Rames Saceting) di Kecamatan Pagerbarang. Pernyataan tersebut disampaikan Umi saat meninjau proses pengolahan bahan makanan tambahan progam Rames Saceting di Kantor Kecamatan Pagerbarang, Rabu (15/11/2023).
Menurut Umi, dari hasil laporan kegiatan Rames Saceting di Kecamatan Pagerbarang menunjukan prosentase yang baik. Dari 1.303 bayi di bawah dua tahun (baduta) yang berhasil ditimbang, ada 121 baduta yang mengalami kondisi stunting. Dari jumlah tersebut, sebanyak 80 baduta stunting atau 66 persennya telah berhasil lulus dari kondisi stunting.
Selain itu, sebanyak 36 dari 56 ibu hamil kekurangan energi kronis (bumil KEK) berhasil meningkatkan lingkar lengan atas. Namun jika dilihat status gizinya, baru 36 orang bumil atau 64 persen yang lulus KEK. Sedangkan 20 orang bumil atau 46 persen lainnya masih mengalami KEK.
Sementara di Kecamatan Dukuhwaru sendiri telah berhasil mengentaskan 73 baduta dari kondisi stunting dari 301 anak yang masih dalam kondisi stunting per November 2023 ini.
Selain itu, jumlah ibu hamil yang mengalami KEK mencapai 44 orang. Namun demikian dari jumlah tersebut empat diantaranya telah berhasil bebas dari kondisi KEK. Sehingga di Kecamatan Dukuhwaru per November 2023 ini hanya tersisa 40 bumil KEK.
Terkait dengan itu, orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh ASN di lingkungan Pemkab Tegal dan juga kepala desa, kader kesehatan dan seluruh stakeholder yang telah membantu proses penurunan angka stunting di Kabupaten Tegal.
Sebab penanganan stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak ini memerlukan peran banyak pihak, dari mulai aspek pencegahannya melalui intervensi gizi sensitif hingga penanganannya melalui intervensi gizi spesifik. Sehingga dirinya pun meminta dukungan semua pihak untuk bersama-sama menangani kondisi stunting pada balita.
“Sejak diluncurkan, gerakan donasi Rames Saceting tercatat sudah banyak membantu anak-anak balita kita terbebas dari kondisi stunting. Juga ibu hamil kekurangan gizi bisa kita bantu pemulihan gizinya. Alhamdulllah progresnya sangat baik, bahkan melampaui target,” ungkapnya.
Lebih lanjut Umi menyarankan para kader Posyandu bisa menjadi contoh atau mereplikasi konsep Rumah Pelita atau pemulihan gizi balita di Kecamatan Kedungbanteng. Di sana, kader Posyandu berperan mengedukasi ibu-ibu mengolah bahan pangan menjadi asupan makanan bergizi dengan tampilannya yang menggugah selera anak untuk makan, tentunya setelah dilatih oleh tenaga ahli gizi Puskesmas.
Menanggapi hal tersebut, pelaksana tugas Camat Pagerbarang Abdul Syukur menuturkan beberapa temuan dari hasil monitoring dan evaluasi yang kemungkinan menjadi kendala kenaikan status gizi pada bumil di Kecamatan Pagerbarang adalah fase morning sickness atau mual yang mengakibatkan nafsu makan berkurang sehingga asupan makan per hari belum bisa memenuhi kebutuhan gizi bumil. Disamping aktivitas harian bumil yang kurang teratur.
Sedangkan pada baduta, kendala kenaikan status gizi disebabkan oleh beberapa kemungkinan seperti imunisasi yang tidak lengkap, sanitasi yang tidak sehat, jarak kelahiran yang cukup dekat, tidak memberikan ASI ekslusif dan lain sebagainya.
Lebih lanjut, ia pun menuturkan jika TPPS dan kader kesehatan desa akan terus berupaya maksimal mempercepat penurunan stunting melalui pola makan, pola asuh dan pemeriksaan kesehatan secara berkala. “Kami akan berupaya maksimal di dua bulan terakhir ini,” pungkasnya. (EW/hn)
Discussion about this post