Tarub – Sebanyak 63 santri kelas tujuh dan delapan SMP antusias mengikuti Gerakan Santri Menulis (GSM) Sarasehan Jurnalistik Ramadhan yang diselenggarakan Suara Merdeka Network (SMN). Acara tersebut dibuka oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Setda Kabupaten Tegal Abdul Basit di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an 5 Tegal, Desa Bumiharja, Kecamatan Tarub, Selasa (19/03/2024).
Lewat sambutannya, Basit mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai upaya menumbuhkan budaya menulis yang merupakan salah satu cara merawat persatuan dan kesatuan, mengikat kebersamaan dalam bingkai semangat kegotong-royongan untuk mengatasi berbagai persoalan kebangsaan yang tidak ringan seperti halnya disintegrasi sosial.
“Sebagai santri terdidik dan terpelajar, melalui gerakan ini kita bangun narasi kebangsaan yang menyatukan, bukan memecah belah, yang selalu mengedepankan persamaan bukan mempertajam perbedaan,” lanjutnya.
Menurutnya, kegiatan jurnalistik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dunia informasi dan pendidikan. Konteks jurnalistik dari sudut pandang teknik merupakan bentuk keahlian atau keterampilan membuat karya jurnalistik, termasuk keahlian mengumpulkan bahan pemberitaan melalui peliputan, pelaporan peristiwa atau reportase dan wawancara yang ini melekat pada diri seorang jurnalis, hingga kemudian merangkai, mengolah dan menyebarluaskannya ke publik lewat berbagai media.
Di era digital society 4.0 ini setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan informasi lewat berbagai media. Namun demikian, tidak semua informasi yang tertulis dan menjadi trending di dunia maya tersebut bisa diyakini kebenarannya karena dan bisa saja terkategori hoaks.
“Jika sudah demikian, berarti ia terkategori sebagai penyebar berita bohong, berita palsu. Tindakan menyebarluaskan konten palsu dan hoaks bisa dijerat dengan Undang-Undang ITE dengan ancaman hukuman pidana penjara. Sehingga menulis pun juga tidak sekedar menulis, tapi menulis berdasarkan etika jurnalistik yang mengedepankan unsur objektivitas dan narasi berimbang dengan didukung data serta informasi yang benar,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Rukardi menjelaskan GSM ini sudah berjalan 30 tahun sejak pertama kalinya digelar. Salah satu tujuan diselenggarakannya GSM di lingkungan pondok pesantren ini karena pihaknya ingin membagikan ilmu manfaat dan menularkannya kepada santri.
Di sisi lain, menurutnya membaca dan menulis merupakan perintah Allah SWT kepada manusia yang tercatat dalam Surat Al-‘Alaq. “Selain melatih kecerdasan otak, menulis juga dapat melatih otak untuk berpikir secara terprogram,” imbuhnya.
Selanjutnya, Ketua Yayasan Nur Fathon Agus Subandi juga tidak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya kepada SMN yang telah menggelar GSM tahun ini di pondok pesantren yang menjadi naungannya.
“Alhamdulillah, terima kasih, mudah-mudahan kegiatan ini terus berkelanjutan dan bermanfaat bagi generasi penerus kita,” tutupnya. (AD/hn)
Discussion about this post