Kedungbanteng – Ribuan warga membanjiri Cacaban Ekraf Festival ke-3 Tahun 2024 yang digelar di objek wisata Waduk Cacaban pada Sabtu (07/12/2024) malam. Hal ini tentunya tidak terlepas dari daya tarik atau atraksi pelepasan ratusan lampion warna-warni ke udara. Langit gelap Cacaban seketika berubah penuh cahaya nan indah.
“Seneng banget, malam ini Cacaban keren. Lampionnya keren, musiknya juga mantap. Semoga tahun depan bisa lebih menarik lagi. Lampionnya juga ditambah. Kita kehabisan waktu mau beli lampionnya,” tutur Eka (24) salah satu wisatawan asal Adiwerna.
Antusias pengunjung pada Cacaban Ekraf Festival mulai meningkat sejak sore atau petang hari hingga malam. Bahkan antrean panjang kendaraan terlihat mengular di depan pintu masuk objek wisata bendung air yang beroperasi sejak tahun 1959. Tak ayal, 500 lampion yang disiapkan event organizer seharga Rp10 ribu per buahnya ludes terjual sebelum acara berlangsung.
Mengawali ini, pemandu acara memberikan tutorial atau simulasi menerbangkan lampion. Ini penting sebab lampion terbang bertenagakan api terbuka dengan bahan yang terbuat dari sumbu kain dan kertas lilin yang mudah terbakar, sehingga selalu ada kemungkinan atau risiko sekecil apa pun yang dapat membuat lampion terbang ini terbakar tidak terkendali.
Sejauh ini penerbangan lampion di Waduk Cacaban dinilai aman. Selain dilakukan di tempat terbuka, lilin dan sumbu kain yang diterbangkan di Ekraf Festival ini juga pada akhirnya akan kehabisan bahan bakar dan lampion melayang turun ke tanah tanpa menimbulkan bahaya kebakaran.
Usai simulasi, area sekitar panggung yang semula terang mendadak redup dan alunan tembang bergenre post-britpop berjudul Yellow milik Coldplay yang dibawakan band lokal pun mulai menggema, menghipnotis para pengunjung dan menambah syahdu suasana malam di dermaga perahu wisata ini.
Satu per satu lampion berhasil dinyalakan dan terbang melayang dengan lembut ke angkasa, menghiasi langit malam Cacaban. Tak ketinggalan, para pengunjung pun mengabadikan momen spesial ini dengan ponsel pribadinya.
Sebelumnya, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto mengatakan penyelenggaraan festival ini merupakan ajang unjuk kreativitas dan inovasi dari para pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Tegal.
“Di sini, mereka menampilkan karya atau produk terbaiknya. Tapi dalam skala yang lebih besar, perputaran sektor ekraf ini berkontribusi cukup besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal,” kata Joko.
Pihaknya juga menyinggung soal upaya pemulihan 13,3 hektare lahan kritis di sekitar kawasan Waduk Cacaban sebagai Taman Kehati atau keanekaragaman hayati dengan penanaman bibit pohon produktif seperti petai, mangga, alpukat dan nangka.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal Ahmad Uwes Qoroni berharap melalui acara tahunan ini potensi lokal pelaku UMKM yang bergerak di sektor ekonomi kreatif bisa lebih terangkat. Menurutnya, festival ini sekaligus bagian dari strategi promosi Waduk Cacaban sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Tegal.
Senada dengan itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal Marwadi mengatakan pihaknya terus mendukung langkah pemda menempatkan Waduk Cacaban ini sebagai destinasi wisata unggulan daerah. Salah satunya, mendorong sentra kuliner di sini sebagai Zona KHAS atau kuliner halal, aman dan sehat sebagai upaya perlindungan konsumen akan keamanan dan kehalalan produknya.
Di sini, pihaknya juga menggelar kegiatan Gerakan Pangan Murah untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau untuk mengendalikan harga komoditas pangan dan menjaga inflasi.
“Kami memanfaatkan momentum ini untuk melaksanakan Gerakan Pangan Murah dengan menjual satu paket sembako yang terdiri dari 5 kilogram beras, 1 kilogram gula pasir dan 1 liter minyak goreng dengan harga tebus Rp90 ribu atau lebih murah Rp30 ribu dibandingkan harga aslinya Rp120 ribu,” pungkasnya. (EW/hn)
Discussion about this post