Slawi – Jumlah pasien penyakit jantung terus meningkat setiap tahunnya, termasuk pasien muda yang tumbuh lebih cepat ketimbang kelompok tua. Data nasional Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan 2020-2023 menunjukkan jumlah pasien jantung usia 45 tahun ke bawah tumbuh 66 persen, lebih cepat dibandingkan dengan kelompok usia 46 tahun ke atas yang tumbuh 52 persen.
Gaya hidup dan pola konsumsi tidak sehat diyakini membuat anak muda semakin rentan terhadap penyakit jantung.
Informasi ini mengemuka saat berlangsung acara peresmian pelayanan kateterisasi jantung bagi peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN) di Gedung Pelayanan Terpadu dan Skybridge RSUD dr Soeselo Slawi, Kamis (23/01/2025).
Pj Bupati Tegal Amir Makhmud mengungkapkan data kunjungan rawat jalan pasien jantung di RSUD dr Soeselo sepanjang tahun 2024 mencapai 20.761 atau tertinggi ketiga setelah penyakit dalam dan penyakit syaraf. Sedangkan data jumlah kunjungan rawat inap pasien jantung di rumah sakit milik pemda ini ada 3.024.
Sementara data Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal mencatat jumlah penderita hipertensi yang dapat memicu berbagai penyakit seperti jantung, stroke, dan gagal ginjal kini mencapai 163.472 orang. Bahkan data BPJS Kesehatan Kabupaten Tegal menyebutkan nilai klaim pengobatan penyakit jantung di kabupaten berpenduduk 1,6 juta jiwa ini sepanjang tahun 2024 mencapai Rp16 miliar.
Melihat potensi tingginya kasus penyakit jantung ini, Pemkab Tegal melalui RSUD dr Soeselo resmi membuka fasilitas layanan kateterisasi jantung bagi peserta program JKN yang sudah bisa diakses masyarakat Kabupaten Tegal per Januari 2025.
Layanan kateterisasi jantung berguna untuk mempercepat tindakan diagnostik dan intervensi dengan lebih baik. Layanan ini juga mencakup laboratorium kateterisasi jantung untuk penentuan diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah agar selanjutnya dilakukan intervensi nonbedah sesuai indikasi secara invasif melalui pembuluh darah dengan menggunakan kateter atau elektroda.
“Keberadaan layanan katerisasi ini bisa membuat penanganan penyakit jantung lebih cepat dilakukan, tidak perlu ke luar kota. Terlebih biaya pengobatannya ditanggung BPJS Kesehatan bagi peserta program JKN,” kata Amir.
Sebelumnya, Direktur RSUD dr Soesilo Slawi Guntur Muhammad Taqwin mengungkapkan alat katerisasi jantung di rumah sakit ini memiliki spesifikasi tertinggi dengan harga kisaran Rp16 miliar yang dapat digunakan juga untuk pasien penderita stroke.
“Tidak hanya untuk menangani penyumbatan pembuluh darah pada jantung, alat ini juga bisa untuk menangani pasien stroke dengan indikasi tertentu,” kata Guntur. (HR/YL/hn)
Discussion about this post