Slawi – Wakil Bupati Tegal Ahmad Kholid menyatakan dukungannya pada sineas muda Kabupaten Tegal, khususnya dari Desa Sinema Kepunduhan dalam menembus pasar perfilman nasional. Hal ini ia sampaikan saat membuka acara Pekan Film Tegal yang merupakan bagian dari rangkaian Slawi Ageng Expo 2025. Acara ini digelar di Gedung Dadali, Jumat (13/06/2025).
Dalam kesempatan tersebut, dua film karya anak muda Desa Kepunduhan diputar, yaitu film berjudul “Brangasan” yang berhasil meraih juara satu kategori humor sekaligus juara favorit versi Rano Karno pada ajang Nusantara Short Film Festival 2025 dan film “Wathek” yang berhasil meraih juara dua kategori Fiksi Umum.
Kholid mengaku bangga dengan torehan prestasi kedua film ini dan menyebut keberadaan Desa Sinema Kepunduhan sebagai kekuatan baru pengembangan budaya lokal dan penumbuhan sektor ekonomi kreatif.
“Karya-karya yang ditampilkan tidak hanya menghibur, tapi juga menyampaikan pesan moral dan sosial yang kuat. Ini adalah kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Tegal. Kita harus terus dukung agar karya anak-anak muda ini bisa dikenal lebih luas, baik di dalam negeri maupun mancanegara,” ujar Kholid.
Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Tegal untuk memberikan ruang dan dukungan agar komunitas film desa terus berkembang. Menurutnya, sinema bisa menjadi media strategis untuk memperkenalkan potensi daerah, mulai dari budaya, lokasi wisata, hingga produk UMKM.
Kholid juga berharap Pekan Film Tegal bisa menjadi agenda tahunan yang akan memperkuat ekosistem perfilman lokal sekaligus ruang ekspresi generasi mudanya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Film, Musik, dan Seni Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Syaifullah Agam. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi kualitas karya film dari Kepunduhan dan melihat adanya potensi besar untuk dieskalasi ke tingkat nasional.
“Film pendek dari Desa Sinema Kepunduhan ini sangat menjanjikan. Tinggal diperkuat lagi unsur lokalitasnya agar punya karakter khas yang bisa menjadi branding Kabupaten Tegal,” ujar Syaifullah.
Ia menyarankan agar para sineas muda mulai memasukkan elemen khas daerah, seperti lokasi syuting yang ikonik, cerita berbasis kearifan lokal, hingga menonjolkan kuliner atau tradisi setempat.
“Kekuatan film itu bukan hanya pada teknisnya, tapi juga pada nilai dan identitasnya. Dan itu bisa jadi pintu masuk untuk memperkenalkan Kabupaten Tegal lebih luas lagi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Syaifullah mendorong para kreator film memanfaatkan berbagai program dukungan dari pemerintah pusat, seperti Dana Indonesiana dan kompetisi film pendek yang digelar oleh Kemendikbudristek. Menurutnya, anggaran kecil bukanlah kendala, sebab yang dibutuhkan adalah kreativitas, inovasi, dan kemauan untuk terus berkembang. Peluangnya terbuka lebar, termasuk dari kementerian.
Acara ini juga dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud, Kepala Dinas Porapar Kabupaten Tegal Akhmad Uwes Qoroni, serta sejumlah sineas lokal dan Ketua Panitia Pekan Film Tegal, Marjo Klengkam Sulam. (AD/hn)
Discussion about this post