Tarub – Budidaya buah-buahan atau sayuran tak harus menggunakan lahan yang luas. Lahan sempit pun bisa disulap menjadi tempat budidaya tanaman buah anggur merah. Salah satu petani yang memanfaatkan lahan sempit untuk budidaya anggur merah tersebut adalah Wahid, seorang warga Desa Mangunsaren, Kecamatan Tarub. Hanya bermodalkan lahan seluas 6 meter persegi, Wahid mampu memanen 45-70 kilogram anggur merah dari satu pohon.
Wahid yang berprofesi sebagai Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal (DistanKP) mengatakan, ia hanya menanam dua pohon anggur merah. Dari dua pohon tersebut, ia bisa memanen buah anggur dua kali dalam setahun. “Satu kilo anggur merah ini saya jual dengan harga Rp 25 ribu,” kata Wahid.
Bupati Tegal Umi Azizah saat ikut memanen anggur tersebut, pada Selasa (03/09/2019) mengatakan, selain untuk mempercantik halaman rumah ataupun lahan kosong. Budidaya tanaman anggur ini memberi nilai tambah tersendiri baik dari sisi ekonomi maupun ekologi lingkungan karena turut menyumbang oksigen pada ekosistem iklim mikro.
“Melihat buah anggur yang menjuntai ini seolah mata kita pun ikut terhibur. Perasaan menjadi senang dan puas akan hasil budidaya tanaman ini. Sementara hasil penjualan buahnya juga bisa digunakan untuk menambah penghasilan rumah tangga,” kata Umi.
Umi yang hadir didampingi Kepala Dinas TanKP Kabupaten Tegal Khofifah mengatakan, dengan hasil buah yang melimpah, pihaknya berharap masyarakat bisa ikut mencontoh, mempercantik pekarangan rumahnya dengan tanaman buah-buahan, khususnya anggur. “Saya berharap budidaya tanaman anggur di pekarangan rumah seperti di pak Wahid ini bisa ditiru, direplikasi oleh warga lainnya. Selain anggur, di pekarangan yang sempit juga bisa ditanam sayuran dengan media polybag ataupun hidroponik seperti selada air, pokcay dan daun bawang kucai,” pungkasnya.
Discussion about this post