Slawi – Upaya penanganan sampah di Kabupaten Tegal memasuki babak baru. Bupati Tegal Umi Azizah mencanangkan Program Desa Merdeka Sampah, Sabtu (10/04/2021), untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Penujah. Program ini menempatkan desa atau kelurahan sebagai lokus pengelolaan sampah rumah tangga dari hulu ke hilir melalui peran Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Program ini akan dilaksanakan secara bertahap, simultan, dan berkelanjutan. Tujuannya adalah membangkitkan kesadaran publik akan tanggung jawabnya menangani sampah, disamping pula menumbuhkan KSM sebagai wadah tenaga pengelola sampah yang berkompeten di tingkat desa.
Pihaknya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal baru menggandeng 25 desa dan kelurahan terpilih sebagai prototipe Program Desa Merdeka Sampah 2021. Melalui program tersebut, Pemkab Tegal telah menganggarkan Rp 2,5 miliar yang akan dialokasikan ke masing-masing desa tersebut sebesar Rp 100 juta.
“Program yang dilaksanakan secara bertahap ini memang tidak serta merta mampu mewujudkan Indonesia Bersih Sampah di tahun 2025. Namun setidaknya, melalui stimulan ini akan mengetuk hati, membangkitkan semangat dan kesadaran kolektif bahwa penanganan sampah adalah tanggungjawab setiap warga negara, termasuk bagaimana cara penanganan sampah yang benar dan berwawasan lingkungan,” kata Umi.
Umi berharap, pencanangan Program Desa Merdeka Sampah ini bisa menjadi momentum yang mempersatukan masyarakat dan seluruh elemen pembangunan untuk bersama-sama bergotong-royong mengelola sampah. Pihaknya yakin, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dan skema pendampingan yang tepat, Desa Merdeka Sampah akan cepat terwujud dan mudah direplikasi desa-desa lainnya.
Program ini, imbuh Umi, merupakan kelanjutan dari Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat Desa Mandiri (PDPM-DM) yang pada tahap sebelumnya sukses menghantarkan Kabupaten Tegal terbebas dari perilaku buang air besar sembarangan.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kepala DLH Kabupaten Tegal Muchtar Mawardi mengungkapkan jika produksi sampah masyarakat Kabupaten Tegal sudah mencapai 487 ton setiap harinya. Situasi ini telah menempatkan TPA Penujah pada kondisi kritis dan telah melampaui daya tampungnya.
“Melalui Program Desa Merdeka Sampah ini volume sampah yang diangkut dari desa penerima program ke TPA Penujah bisa berkurang hingga 75 persen karena sampahnya bisa mereka kelola secara mandiri melalui 3R+, yaitu reduce, reuse, recyle dan replace,” ucap Muchtar.
Sasaran utama dari program ini terbangunnya budaya dan tumbuhnya perilaku sadar serta disiplin warga mengelola sampahnya, dimulai sejak dari rumah. “Targetnya minimal 90 persen warga desa penerima program tidak lagi membuang sampah sembarangan dan minimal 80 persen warganya mampu mengelola sampahnya sehingga bernilai ekonomi,” katanya.
Adapun sasaran penerima Program Desa Merdeka Sampah ini adalah desa-desa yang sudah memiliki tempat pembuangan sampah namun kondisinya belum layak, sudah ada peraturan desa tentang pengelolaan sampah, tingkat kerawanan sampah tinggi, terdapat bank sampah aktif atau BUMDes yang nantinya akan difungsikan sebagai pengelola sampah. (Hari Nugroho)
Discussion about this post