Slawi – Bupati Tegal Umi Azizah resmikan pembangunan Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Slawi. Peresmian pembangunan gedung rumah sakit setinggi empat lantai tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama di lokasi proyek, Jalan Raya Tegal-Purwokerto, Procot, Slawi, Jumat (19/11/2021) pagi. Turut hadir mendampingi bupati, Direktur Wilayah II RS Mitra Keluarga Ester Maria Ramono dan Direktur RS Mitra Keluarga Tegal Sherley Tjoe.
Menurut Umi, kehadiran RS Mitra Keluarga Slawi sangat membantu menambah ketersediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Tegal, terutama dalam meningkatkan rasio antara jumlah tempat tidur untuk perawatan pasien dengan jumlah penduduk Kabupaten Tegal yang masih di kisaran 1,12.
“Dari 1,59 juta penduduk kita saat ini, tersedia 1.780 tempat tidur pasien dari seluruh rumah sakit di Kabupaten Tegal. Artinya, bed to population ratio kita baru 1,12 tempat tidur per 1.000 penduduk. Masih jauh dari rekomendasi WHO yang di angka 5 tempat tidur per 1.000 penduduk,” kata Umi.
Meskipun, bed occupancy ratio atau tingkat keterisian tempat tidurnya saat ini masih di bawah 89 persen, sambung Umi.
Ia pun berharap, saat rumah sakit ini mulai beroperasi di akhir tahun 2022 mendatang, masyarakat pemegang JKN-KIS sudah bisa terlayani. Untuk itu, ia minta kerjasama dengan BPJS Kesehatan secepatnya bisa direalisasikan. Terlebih jaringan RS Mitra Keluarga yang terafiliasi dengan PT Kalbe Farma Tbk ini sudah memiliki target akreditasi paripurna dan menerapkan standar pelayanan ISO 9001.
Umi memandang penting pelayanan kesehatan bagi warga pemegang JKN-KIS. Sebab, dari 1,64 juta jiwa penduduk Kabupaten Tegal menurut data BPJS Kesehatan per November 2021, sekitar 80,53 persennya atau 1,32 juta jiwa adalah pemegang JKN-KIS. Dari jumlah tersebut, 62,58 persennya adalah penerima bantuan iur, baik dari APBN maupun APBD.
Selain akan menyerap tenaga kerja baru, pembangunan RS Mitra Keluarga Slawi juga memiliki dampak positif bagi perkembangan investasi di Kabupaten Tegal.
“Pembangunan rumah sakit ini juga menjadi indikasi Kabupaten Tegal ramah investasi. Proses perizinannya mudah, cepat dan pasti. Dan yang paling penting, terbebas dari praktik pungli atau gratifikasi,” ujarnya.
Hal lainnya, lanjut Umi, keberadaan RS Mitra Keluarga di Kabupaten Tegal bisa memacu kinerja rumah sakit lainnya meningkatkan pelayanan pasien, termasuk penggunaan teknologi informasi untuk melakukan pendaftaran, pendataan pasien, riwayat penyakit dan obat sampai ke pemanfaatan asuransi.
“Integrasi sistem SAP menjadikan pasien tidak perlu repot bawa kartu berobat. Mendaftar pun bisa dari mana saja. Dan tidak ada petugas rumah sakit yang menulis pakai tangan di lembaran kertas, semuanya digital, paperless,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur RS Mitra Keluarga Tegal Sherley Tjoe membenarkan jika proses perizinan usaha di Kabupaten Tegal sangat mudah, tidak sulit. Pihaknya pun selalu memenuhi persyaratan yang berlaku, sehingga verifikasinya berjalan cepat dan lancar sesuai ketentuan.
“Kabupaten Tegal sangat ramah investasi. Kita cukupi syarat dokumennya dan semuanya lancar, tidak berbelit-belit. Untuk para investor, ayo jangan ragu berinvestasi di Kabupaten Tegal. Di sini sangat mudah, sangat cepat dan hebat,” tutupnya. (OI/hn)
Discussion about this post