Brebes – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi inovasi Kabupaten Tegal dalam menurunkan angka kemiskinannya. Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) yang dilaksanakan di Islamic Centre Brebes pada Kamis (5/3) siang tadi. Dalam Musrenbangwil ini diikuti oleh Kabupaten Pekalongan, Brebes, Pemalang, Batang, Tegal, Kota Pekalongan dan Kota Tegal atau Bregasmalang-Petanglong.
“Kabupaten atau Kota lain perlu mencontoh, bagaimana Kabupaten Tegal dapat menjalankan akselerasinya,” tutur Ganjar.
Sejalan dengan hal tersebut, Ganjar juga menyampaikan bahwa fokus Musrembang di tahun 2020 ini adalah penurunan angka kemiskinan dan pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Tak hanya itu, Ganjar juga mengapresiasi adanya co-working space di Kabupaten Tegal. Menurutnya co-working space dapat menciptakan entrepreneur di Kabupaten Tegal. Terlebih saat ini dunia perekonomian sangat bergantung pada sektor ekonomi kreatif.
Acara yang dihadiri oleh perwakilan perempuan, anak dan penyandang disabilitas ini, Ganjar mengajak seluruh Kepala Daerah di masing-masing wilayah untuk membangun atau menciptakan sekolah inklusi dan ramah pada anak. “Termasuk ramah terhadap penyandang disabilitas. Sehingga predikat Kabupaten/Kota layak anak tidak hanya menjadi penghargaan semata tetapi perlu diimplementasikan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah dalam paparannya mengungkapkan bahwa salah satu penyebab menurunnya angka kemiskinan di Kabupaten Tegal adanya afirmasi program pemerintah yang berpihak ke warga miskin. Seperti peran program padat karya dari Dana Desa untuk mengurangi pengangguran di perdesaan.
“Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pengarusutamaan program link and match dan kemitraan, program penumbuhan wirausaha muda dan mendorong tumbuhnya investasi padat karya membantu menekan angka pengangguran,” jelas Umi.
Lebih lanjut, di tahun 2019 peningkatan IPM di Kabupaten Tegal sebesar 0,91 persen. Peningkatan IPM ini dibarengi dengan menurunnya angka kemiskinan, dari 7,94 persen di tahun 2018 menjadi 7,64 persen di tahun 2019. “Dan sejak 2018, peringkat kemiskinan Kabupaten Tegal, alhamdulillah bisa kita dorong ke 10 besar terendah,” katanya.
Pada kesempatan ini, Umi juga memamerkan inovasi program dalam meningkatkan kualitas SDM. Salah satunya program jaminan sosial Three-J yang mencakup, Jadup atau jaminan hidup, Jakes atau jaminan kesehatan dan Jarum atau jaminan rumah. Ketiganya dipandang Umi, merupakan program pengaman sosial untuk mengurangi beban pengeluaran warga miskin.
Misalnya jika terdapat warga miskin yang sakit berat, tak mampu berobat dan karena satu hal tidak tercover sebagai penerima bantuan iuran BPJS Kesehatan, maka akan diberikan jaminan kesehatan dengan pemberian bantuan iuran BPJS Kesehatan dari APBD Kabupaten Tegal untuk kelas tiga.
“Atau karena sudah tidak produktif lagi seperti para lansia terlantar sehingga layak diberikan bantuan sosial jaminan hidup dalam bentuk uang Rp300 ribu/jiwa per bulan, bantuan beras dan lauk pauk ditambah pendampingan dari tenaga pengasuh lansia,” terang Umi.
Tak hanya itu, Umi juga akan memprioritaskan program pada sektor perdagangan, pengembangan klaster pariwisata, kesehatan, ketenagakerjaan, industri termasuk pembinaan UMKM.
Turut hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono, Dandim 0712/ Tegal Richard Arnold YS. (OI)
Discussion about this post