Slawi – Masih dalam suasana Kemerdekaan RI Ke-73, Pemerintah Kabupaten Tegal menggelar acara pagelaran wayang kulit dan wayang santri. Pagelaran yang dibawakan oleh kedua anak Alm. Enthus Susmono ini, mendapat respon baik dari masyarakat sekitar.
Tari Topeng Endel khas Kabupaten Tegal, menjadi pembuka acara dalam pagelaran yang diselenggarakan di Taman Rakyat Slawi ini.
Asisten Administrasi Pembangunan, Moh. Nur Ma’mun, dan Kepala Disparpora, Suharinto, tampak memeriahkan pagelaran wayang, Kamis (23/8) malam.
Dimulainya acara pagelaran, ditandai dengan penyerahan wayang santri “Lupit”, yang diserahkan oleh Moh. Nur Ma’mun kepada Haryo dan Janah.
Lupit merupakan wayang santri yang biasa dibawakan saat pementasan Alm. Enthus Susmono, semasa hidupnya.
Anak kedua Bupati Tegal, yang akrab dipanggil Haryo ini, mengangkat lakon “Lupit Bela Negara”.
Dalam pementasan tersebut, Haryo menyampaikan pesan lewat aksinya. “Bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang ingat akan jasa para pahlawan,” lantang Haryo.
Gelak tawa penonton ikut meramaikan pementasan tersebut.
Lakon Lupit, memang menjadi primadona tersendiri saat pementasan wayang.
“Sudah lama tidak melihat lupit berbicara, akhirnya ada generasi penerus yang dapat menghibur masyarakat sekaligus melestarikan budaya,” papar salah satu warga Slawi, Sugiarto (51).
Tepuk tangan warga menjadi penutup aksi Haryo, dilanjutkan pementasan adiknya. Yaitu Ni Firma Nur Jannah Enthus Susmono.
Mahasiswa di salah satu Universitas Surakarta ini, membawakan wayang kulit dengan lakon “Narayana Rabi”.
Karakter Narayana dalam pewayangan merupakan seorang Raja yang sangat sakti dan bijaksana.
Discussion about this post