Slawi – Dinas kesehatan Kabupaten Tegal mengundang Camat dan Kepala Puskesmas dalam rangka Evaluasi PDPM dan Percepatan Kabupaten Tegal ODF, Senin (16/9) di Ruang Pertemuan Lantai 2 Hotel Grand Dian. Dari evaluasi tersebut diketahui dari 287 desa/kelurahan, terdapat 63 yang belum lolos ODF. Dihadiri Langsung Bupati Tegal Umi Azizah, Ia berharap semua pihak memperkuat kerja sama serta sinergitas untuk mempercepat pencapaian ODF 2019.
“Saya merasakan, betapa transformasi sosial menuju masyarakat yang hidup bersih dan sehat serta tinggal di lingkungan yang sehat memerlukan proses panjang, tidak singkat”, kata Umi. Menurutnya, Sekalipun kredo keagamaan umat muslim bahwa kebersihan adalah bagian dari iman, akan tetapi tidak semua mengamininya. Artinya, dalam menjalankan syariat saja, masih pilih-pilih, masih setengah-setengah, ujarnya.
Masih menurut Umi banyak faktor yang melatarbelakangi, antara lain norma sosial, karakter budaya, tingkat pengetahuan atau pendidikan dan kesejahteraan warganya. Sehingga perlu ada pendampingan melalui kegiatan pemicuan dan gerakan penyadaran dengan menggandeng tokoh masyarakat dan tokoh agama agar mau memberikan pengetahuan mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Tidak cukup sampai disitu, Umi meminta kepala desa berperan aktif, karena kepala desa adalah pemimpin pemerintahan desa yang memiliki peran penting terkait kedudukannya sebagai kepanjangan tangan negara yang terdekat dengan masyarakat. Untuk itu Umi meminta kepada camat yang hadir agar mengecek dan melaporkan satu persatu APBDes desanya masing-masing, sembari memastikan alokasi anggaran yang cukup untuk menuntaskan kepemilikan jamban keluarga bagi warga miskin tahun 2019.
Dirinya juga berpesan kepada Dinas Kesehatan, para Camat dan kepala Puskesmas, mengidentifikasi dan mengkalkulasi jumlah unit jamban keluarga sehat yang dibangun melalui pendanaan CSR, donasi dari pelaku usaha dan lembaga di luar Pemdes dan Pemkab Tegal
Dari pemaparan yang disampaikan Kepala Dinkes Kabupaten Tegal Hendadi Setiaji, data sementara saat ini dari jumlah 287 Desa/Kelurahan tinggal 63 desa yang belum lolos ODF. Sedangkan yang lainnya 220 desa lolos bersyarat dan 4 desa dinyatakan lolos ODF. Ia menyarankan pihak kecamatan segera berkoordinasi dengan Puskesmas guna menuntaskan sisanya.
Menurut Hendadi, Sanitasi merupakan masalah yang pelik dan berdampak besar terhadap kesehatan masyarakat serta keseimbangan lingkungan. Dari data yang dihimpunya, sanitatasi yang buruk menyumbang 88 persen angka kematian akibat diare.
Program ini menjadi upaya pembangunan sanitasi dan bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten Tegal mengelontorkan total 65,2 Milyar selama 3 tahun yang difokuskan untuk penataan dan penyehatan lingkungan khususnya akses sanitasi dengan jamban sehat. Dari laporan yang dibacakan hendadi, saat ini kabupaten tegal sudah akses sanitasi 95,44 persen serta masih menduduki rangking 22 di Jawa Tengah.
Hendadi berharapkan, dengan program pdpm ini mampu mengentaskan satu pilar kesehatan yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Program ini juga pemicu munculnya wirausaha sanitasi, mereka sudah tau tata cara dm anggaran membuat jamban sehat.
Discussion about this post