Bumijawa – Teh khas Desa Begawat Kecamatan Bumijawa atau yang dikenal dengan teh incip diperlihatkan di acara Guci Tea Carnival 2019 yang berlangsung di Hotel Sankita Guci pada Sabtu (12/10) malam hari. Tak tanggung-tanggung, para tamu undangan pun dapat menyaksikan proses pembuatan teh icip itu. Pasalnya, panitia Guci Tea Carnival 2019 telah menyiapkan tungku serta tembikar sebagai alat penggorengan disertai dengan kayu sebagai bahan bakar.
Dengan proses pembuatan secara tradisional membuat teh incip beraromakan sangit. Meskipun begitu, rasa teh incip tak kalah nikmat dengan produksi teh yang sudah terkenal. Rasa teh yang natural dan klasik, menciptakan kesan tersendiri bagi para penikmat teh.
Sejalan dengan hal itu, untuk mendukung sentra produksi teh lokal, Bupati Tegal Umi Azizah telah mengupayakan perluasan lahan untuk teh yang terdapat di Desa Begawat. “Teh incip ini memang sudah masuk dalam catatan kami. Barangkali bisa dilakukan perluasan lahan dan dikomunikasikan ke pemdes setempat. Harapannya bisa menjadi destinasi petik teh dan menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Tegal,” ujar Umi.
Menurut Umi, jika sektor pariwisata dapat dikemas dengan baik dan dijalankan bersama-sama melalui sinergitas elemen masyarakat dapat berimbas pada sektor-sektor yang lainnya. Berbicara tentang teh, Umi mengungkapkan bahwa teh bukan sekedar minuman pelepas dahaga, melainkan bisa menjadi bagian dari kebiasaan yang melekat.
“Bagi orang Tegal, aroma teh wasgitel tak pernah lekang oleh zaman. Saat teh hangat dituang dari gerabah poci kedalam cangkir keramik yang berisi gula batu. Disitu biasanya obrolan hangat tanpa sekat pun dimulai. Lebih dari kebiasaan, minum teh dari poci atau moci adalah sebuah tradisi, lifestyle warga Tegalan yang sudah bertahan sejak lama,”” tuturnya.
Ditempat yang sama anggota DPR RI Dapil Jawa Tengah Abdul Fikri Fakih menyampaikan teh adalah kebanggaan masyarakat Kabupaten Tegal. Sehingga pria kelahiran Tegal itu berharap dari sentra teh dapat dijadikan acara yang memikat daya tarik wisatawan untuk dapat datang ke Kabupaten Tegal. “Saya berharap jika orang-orang minum teh itu ingat Tegal. Seperti ora ngapak ora kepenak, ora ngeteh ya ora urip,” canda Fikri.
Tak hanya Fikri, dalam kesempatan ini hadir pula Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinoeng N Rachmadi, ia berharap kegiatan Guci Tea Carnaval dapat dilakukan setiap tahun dan menjadi kalender pariwisata di Kabupaten Tegal. “Tegal jangan mau kalah dengan daerah lain yang punya kalender pariwisata atau event tahunan. Jika Banjarnegara ada event Dieng Culture Festival, Tegal juga punya contohnya Guci Tea Carnival,” harapnya. Ia pun menitip pesan kepada Disparpora Kabupaten Tegal untuk memviralkan kegiatan ini, sehingga ditahun berikutnya peserta Guci Tea Carnival tidak hanya dari daerah Kabupaten Tegal. (OI)
Discussion about this post