Slawi – Situasi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan telah menempatkan isu ketahanan pangan sebagai pokok bahasan penting belakangan ini. Bahkan organisasi pangan dan pertanian dunia, FAO, telah memperingatkan negara-negara pengimpor pangan dalam jumlah besar seperti Indonesia akan terjadinya krisis pangan di masa pandemi Covid-19. Hal tersebut terjadi jika negara produsen pangan tidak dapat melepas cadangan pangannya ke pasar global untuk mencukupi kebutuhan domestiknya.
.
Umi mengatakan, selain menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk meningkatkan ketahanan pangannya, pengembangan sektor pangan ini menjadi peluang tersendiri bagi koperasi yang bergerak di sektor produksi pangan. Umi menuturkan, saat ini Pemerintah sedang memformulasikan model koperasi pangan di perhutanan sosial dimana setiap kepala keluarga akan mendapatkan lahan garapan seluas dua hektar. Lahan tersebut berasal dari empat juta hektar yang telah disiapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan PT. Perhutani.
“Saya minta nanti dari dinas bisa segera menindaklanjuti kebijakan pemerintah tersebut dan menyampaikan laporannya ke saya tentang keberadaan koperasi di sektor pangan yang saya dengar kondisinya memperhatinkan,” kata Umi.
Umi juga menyinggung soal gangguan likuiditas koperasi di masa pandemi, utamanya koperasi simpan-pinjam, dimana tidak sedikit dari anggotanya yang mengalami kesulitan membayar cicilan. Menurut Umi, itu terjadi karena pertumbuhan sektor konsumsi yang melambat akibat melemahnya daya beli masyarakat. Oleh karenannya ia pun meminta agar jaringan koperasi semakin diperkuat dengan mengutamakan dan memanfaatkan aliran pasokan pangan dari desa ke kota yang relatif tidak terdampak dari sisi ekonomi.
Ketahanan usaha koperasi, menurut Umi, juga bisa diperkuat dengan penyaluran permodalan dan digitalisasi. Digitalisasi ini membuat koperasi berkesempatan memperluas akses pasar, disamping digitalisasi juga mendorong koperasi membangun proses bisnis yang akuntabel dan efisien. “Secara sederhana, digitalisasi ini bisa dimulai dari elektronifikasi pencatatan laporan keuangan dan transaksi di koperasi hingga mengkoneksikannya pada satu sistem big data yang terhubung dengan jaringan internet,” imbuhnya.
Umi pun berharap, DisdagkopUKM Kabupaten Tegal dalam melakukan pembinaan sudah harus membawa semangat perubahan, minimal mendigitalisasi layanannya. Membangun basis data yang bisa diakses secara real time dan on demand.
Sementara, ditemui di tempat yang sama, Kepala DisdagkopUKM Kabupaten Tegal Suspriyanti mengatakan, tasyakuran Hari Koperasi Nasional ke-73 tersebut diselenggarakan untuk menjaga semangat berkoperasi, sesuai dengan temanya, mewujudkan ekonomi rakyat yang berdaulat bersama anggota yang sehat dan koperasi yang kuat. Tak hanya acara seremonial, berlangsung pula penyaluran 200 paket bantuan sembako kepada masyarakat terdampak Covid-19 di sekitar Kota Slawi. Paket tersebut terdiri dari tiga kilogram beras , satu liter minyak sayur, satu kilogram gula pasir, satu pack teh, dan lima bungkus mie instan. (HR)
Discussion about this post