Batik bukan sekedar seni lukis di atas media kain. Lebih dari itu, batik sebagai wastra nusantara sudah menjadi identitas bangsa Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia sejak ditetapkan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) pada tanggal 2 Oktober 2009.
Tanggal penetapan inilah yang kemudian ditetapkan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 33 Tahun 2009.
Dalam perjalanannya, seni kriya batik tumbuh menjadi sektor komersil, penggerak ekonomi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di sejumlah daerah, tak terkecuali di Kabupaten Tegal. Tercatat ada sembilan sentra UMKM batik yang berkembang di wilayah berpenduduk 1,59 juta jiwa ini seperti Langgen, Bengle, Pasangan, Tegalwangi, Pengabean, Sindang, Pagiyanten, Dukuhbenda, dan Dukuhsalam.
Batik Tegalan tergolong dalam jenis batik pesisir karena ragam hiasnya yang natural dan dapat dikenali dari motif gambar atau motif rengrengan yang besar atau melebar. Motif batik Tegalan banyak mengadopsi dari bentukan aneka flora dan fauna.
Sedikitnya ada 1.091 motif batik Tegalan yang teridentifikasi dan terdaftar di buku katalog. Keberagaman motif tersebut tentunya tidak terlepas dari peran para seniman atau perajin batik yang terus berkarya. Salah satunya adalah Taryo, pria kelahiran 26 Oktober 1946, pemilik Griya Batik Kenanga yang beralamat di Jalan Projosumarto II RT 11/02 Desa Bengle, Kecamatan Talang.
Bertempat di kediaman yang sekaligus berfungsi sebagai rumah produksi batiknya, Taryo mengungkapkan perjalanan dirinya menekuni usaha batik.
Sejak kapan menekuni usaha batik dan apa rahasianya bisa terus bertahan hingga sekarang?
Usaha batik ini sudah saya tekuni sejak tahun 1973 bersama istri saya Ratinah dari mewarisi usaha orang tua yang juga sudah turun temurun. Dan sejak istri saya meninggal dunia tahun 2019 lalu, usaha ini masih terus saya jalani.
Alhamdulillah ada anak-anak, menantu dan cucu yang ikut membantu meneruskan. Dan semua ini bisa terus bertahan karena rasa cinta kami pada seni batik. Dari sanalah kami bisa berkarya, menghasilkan lebih banyak karya.
Di sini, selain sebagai rumah produksi, tempat usaha, kami juga membuka diri kepada siapa saja yang ingin belajar membatik. Dari anak sekolah, anak kuliah hingga mereka yang sudah memiliki rintisan usaha batik juga ada yang masih belajar ke sini.
Apa saja yang mereka pelajari?
Banyak, dari mulai filosofi tentang motif batik Tegalan, proses produksi, hingga teknik pembuatan dan pewarnaan kami sampaikan. Prinsipnya di sini kita saling berbagi dan insyaAllah dengan berbagi ilmu juga akan bertambah dan mendatangkan berkah.
Jika ada orang yang ingin belajar batik apakah bapak masih sanggup melayani?
InsyaAllah, saya terus membuka pintu rumah ini bagi siapa saja ingin belajar membatik. Sebelumnya saya juga sering diundang sebagai narasumber, instruktur pelatihan membatik, baik di instansi pemerintah maupun swasta juga di sekolah-sekolah. Monggo, yang berminat bisa datang langsung ke sini atau bisa menghubungi terlebih dahulu di nomor telepon 085725484433.
Menurut pak Taryo, apa itu batik Tegalan?
Batik Tegalan adalah bagian dari perjalanan sejarah batik nusantara. Dan batik nusantara memang sudah ada sejak Majapahit, sebelum Indonesia dijajah Belanda. Dari sana kemudian batik menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia, terutama di wilayah pesisir (pulau) Jawa. Seiring berjalannya waktu, batik pesisiran, termasuk batik Tegalan ini terus berkembang dan membentuk corak atau motifnya yang beragam.
Setahu saya, batik Tegalan ini sudah ada sejak dulu dan paling banyak diproduksi memang di Desa Bengle, Kecamatan Talang ini.
Jika tadi disampaikan motif batik Tegalan terus berkembang dan beragam, lalu apa ada yang menjadi ciri khasnya?
Batik Tegalan dikenal sebagai batik multi warna atau punya lebih dari satu warna. Sehingga jika ditinjau dari segi pewarnaan saja, maka belum terlihat ciri khas yang menonjol pada batik Tegalan seperti halnya batik Cirebon yang identik dengan pewarnaan mega mendungnya atau batik sogan di Solo dan Yogyakarta yang khas dengan warna kecoklatan, coklat muda, dan kehitaman. Batik Tegalan tidak menganut pakem itu. Batik Tegalan cenderung banyak warna.
Lain halnya jika berbicara soal motif atau corak batik Tegalan, tentunya beraneka ragam. Ada motif beras mawur, tahu aci, teh poci, parang cantel, ukel manteros, ukel udar, sekar jagat, putri ayu, semut runtung, cempaka putih, batu pecah, merakan, gribigan, gringsing, fajar, jarot asem, kawungan, galaran, bukuran, grandil, sida mukti, jago mogok, dlorong, putri mahkota, bandar siti, jumbar, belah ketipal, blarakan, krokotan dan lain sebagainya.
Batik Tegalan juga sering mengikuti perkembangan zaman, Misal tahun ini sedang banyak motif bunga-bunga, nanti kita akan memproduksi batik Tegalan dengan motif bunga. Namun tetap dipadukan dengan motif Tegalan sehingga batiknya akan tetap multi warna.
Untuk karya batik Tegalan milik pak pak Taryo sendiri, ini apa saja jenisnya?
Kalau soal jenis, kiranya cukup banyak ya dan sudah tidak bisa diingat satu per satu. Tapi untuk produksi batik Tegalan ini saya lebih banyak menggambarnya sendiri. Terkadang saya yang membuat pola dasarnya lalu ada yang meneruskan.
Lalu, untuk harga jual batik Tegalan di galeri pak Taryo ini berapa dan dari mana saja konsumen atau pembelinya?
Harga batik bervariasi, tergantung dari tingkat kesulitan pola gambar, kesulitan pada pewarnaan dan kualitas hasilnya. Untuk harga satu lembar kain batik tulis Tegalan ini ada di kisaran harga Rp 250 ribu hingga jutaan rupiah. Sedangkan untuk batik cap harganya mulai Rp 180 ribu per lembar kainnya.
Untuk konsumen batik tidak Tegalan ini tidak hanya dari Kabupaten Tegal saja, tetapi juga Kota Tegal dan juga luar daerah seperti Jakarta. Tak jarang ada yang datang jauh-jauh ke sini hanya sekadar untuk beli batik Tegal sebagai cinderamata atau untuk dipakai pribadi. (OI/hn)
Lihat juga: Konsorsium Rumah Wayang dan Batik Tegalan.
Lihat juga: Motif Kecipir Juarai Lomba Fashion Show Hari Batik Nasional 2019 Tingkat Kabupaten Tegal.
Discussion about this post