Lebaksiu – Dukung gerakan nasional nontunai, Bupati Tegal Umi Azizah luncurkan penggunaan sistem pembayaran nontunai di empat pasar tradisional, yakni Pasar Lebaksiu, Margasari, Bumijawa dan Trayeman. Simbolis penggunaan sistem transaksi dengan standar kode respons cepat Indonesia (QRIS) dilaksanakan di Pasar Lebaksiu pada Rabu (08/12/2021) pagi.
Umi berharap implementasi program sehat, inovatif dan aman pakai QRIS atau SIAP QRIS di lingkungan pasar tradisional harus terus dipantau dan dievaluasi. Sebab menurutnya, untuk mengenalkan dan membiasakan penggunaan uang digital berikut nilai kepraktisannya kepada pedagang dan pembeli perlu upaya lebih.
“Pemilihan pasar tradisional sebagai salah satu implementasi SIAP QRIS ini cukup tepat karena merupakan representasi ekonomi kerakyatan. Sehingga dengan adanya ini masyarakat bisa ikut menikmati kemajuan teknologi dan mempercepat perputaran uang,” kata Umi.
Sedikitnya ada tiga keutamaan yang diperoleh pedagang pengguna QRIS, sambung Umi, yaitu pertama, akun pedagang akan tercatat dan akan memiliki profil kredit yang ini akan memudahkan warga pedagang ke depan untuk mengakses pinjaman.
Kedua, seluruh transaksi QRIS pedagang akan tercatat dan langsung masuk ke rekening pedagang sehingga mudah dimonitor. Ketiga, penggunaan QRIS akan menghindarkan warga pedagang dari risiko pencurian atau mendapat uang palsu.
Tak ketinggalan, Umi pun mengapresiasi peran Bank Indonesia (BI) Tegal selaku inisiator dan Bank BRI sebagai penyelenggara jasa layanan pembayaran QRIS di lingkungan pasar tradisional di Kabupaten Tegal.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BI Tegal Muhammad Taufik Amrozy menyampaikan jika QRIS merupakan salah satu solusi alat pembayaran digital yang dapat diaplikasikan di semua sektor perekonomian, termasuk lingkungan pasar tradisional dan pusat perbelanjaan lainnya yang menuntut kemudahan, kecepatan, dan keamanan sistem pembayaran.
“Hadirnya QRIS ini akan memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Selain itu juga menghindarkan kita dari hal-hal yang tidak diinginkan. Contohnya seperti dompet atau uang ketinggalan, tidak khawatir pencopetan, meminimalkan kontak fisik antara pedagang,” ujar Taufik.
Senada dengan itu, Kepala Cabang BRI Slawi Sunarto menuturkan adanya pandemi Covid-19 ini tidak menyurutkan pihaknya selalu berinovasi dan berkreasi, membangun Kabupaten Tegal menjadi lebih baik.
Menurutnya Bank BRI siap mendukung program pemerintah daerah dan Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran. Tujuannya untuk membangun literasi digital masyarakat Kabupaten Tegal di lingkungan pasar tradisional dan pusat perbelanjaan lainnya. (OI/hn)
Discussion about this post