Bojong – Tak kurang 32 orang pembuat minuman kopi atau barista beradu kepiawaian menyeduh kopi hasil budidaya petani di lereng Gunung Slamet. Bupati Tegal Umi Azizah pun berkesempatan mencicipi racikan kopi dari para penggiat Asosiasi Barista Kidulan ini di acara Tegal Coffee Expo 2022 yang digelar di Rumah Makan Watujajar, Bojong, Kamis (06/10/2022) sore.
Umi mengatakan, kopi menjadi salah satu komoditas sub sektor industri kreatif yang layak diperhatikan lantaran nilai tambahnya yang tinggi dan peluang pengembangannya sangat menjanjikan.
Dari penyelenggaraan event ini, Umi berharap ekosistem perkopian khususnya kopi dari lereng Gunung Slamet bisa terus berkembang, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya sehingga mampu bersaing dan menjadi bagian dari rantai pasok kebutuhan industri kopi nusantara atau bahkan mancanegara.
“Kopi lokal yang pernah saya rasakan itu kopi Sigedong, kopi Batumirah, kopi Guci dan kopi Luwijawa. Maka dengan sering digelarnya event seperti ini, kopi lokal bisa semakin terangkat pamornya,” kata Umi.
Mengonsumsi kopi racikan atau non kemasan menurutnya sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan dan perdesaan. Bahkan trennya sekarang, sambung Umi, tidak hanya sekedar bisnis penjualan minuman kopi, tapi sudah berbicara soal kualitas kopi.
“Kualitas kopi ini ditentukan dari seberapa teliti kopi tersebut diproses dan diolah menjadi produk jadi. Hal inilah yang membuat kopi menjadi bernilai dan tinggi harga jualnya,” lanjut Umi.
Meski demikian, nilai tambah kopi tidak hanya diperoleh dari kualitasnya semata, tapi juga bisa didapat dari narasi yang dikembangkan seperti pembudidayaan tanaman kopi dari perkebunan ramah lingkungan, nilai sejarahnya, hingga narasi tentang cita rasa kopi yang dipengaruhi oleh kondisi geografis lingkungan tempat kopi tersebut ditanam.
Umi mencontohkan, penanaman pohon kopi di Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa merupakan hasil transformasi kesadaran warga petani setempat dalam menjaga kelestarian lingkungan hutan dari tekanan aksi penjarahan kayu dan lahan hutan.
“Kopi Sigedong ditanam tidak sekedar diambil bijinya saja tapi juga keberadaannya yang di bawah tegakan mampu melindungi pohon-pohon pinus, pohon hutan dari aksi penjarahan kayu dan lahan,” ujarnya.
Sementara itu, pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal Fakihurrokhim menerangkan bahwa tujuan diselenggarakannya event ini adalah untuk mengangkat branding kopi lokal Kabupaten Tegal agar lebih dikenal pecinta kopi nusantara.
Dirinya juga berpesan agar semua pihak yang terlibat dalam rantai usaha pengolahan kopi terus bekerja keras meningkatkan nilai bisnis dan kemajuan industri kopi Kabupaten Tegal yang memang potensinya sangat layak dikembangkan.
“Tanaman kopi yang banyak ditanam di wilayah Kabupaten Tegal merupakan potensi ketersediaan bahan baku, seperti di Kecamatan Bumijawa, Bojong, dan Jatinegara,” ujar Fakih.
Tegal Coffee Expo 2022 merupakan acara tahunan yang diinsiasi Komunitas Santri Penyeduh. Di dalamnya ada ajang kompetisi antarbarista yang dikemas lewat kejuaraan barista Lereng Slamet.
Dari sini keluar lima pemenang, yaitu juara satu diraih Ahmad Sukhaemi, juara dua Khaerul Anwar, juara tiga Azizil Wido Hopala, juara empat Amlaul Mizan Mafiror dan juara lima Khayi Nur Fatwa.
Selain kejuaraan barista, rangkaian acara lainnya di ajang Tegal Coffee Expo 2022 ini adalah coffee talk dengan menghadirkan sejumlah narasumber, diantaranya Wisnu Aji, barista yang berhasil meraih juara tiga roasting tingkat internasional di Milan, Italia. Ada pula Hido Suryo, founder Premix Burner Roasting Adaslabs.id dan pembudidaya kopi Gunung Sari Pemalang, Fajar Gurilang. (EW/hn)
Discussion about this post