Slawi – Selalu peka dan peduli adalah kunci bagi terwujudnya kesetaraan hak penyandang disabilitas di berbagai sektor kehidupan. Pesan ini disampaikannya Bupati Tegal Umi Azizah pada puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) ke-30 Tahun 2022 tingkat Kabupaten Tegal di Gedung Korpri Slawi, Rabu (14/12/2022).
Peringatan HDI ini, menurut Umi, harus bisa membawa pesan dan kesan yang baik pada setiap insan untuk peka, selalu peduli dengan penyandang disabilitas, terutama dalam pemenuhan hak-haknya sebagai warga negara yang setara, mendukung segala upayanya dalam mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kapasitas demi membangun kemandirian usahanya serta kontribusinya bagi lingkungan.
Di sini Umi pun menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak, baik yang atas amanat undang-undang dan peraturan daerah, ataupun inisiatifnya sendiri telah membantu pemenuhan hak penyandang disabilitas di Kabupaten Tegal. Sehingga dengan itu, penyandang disabilitas bisa bersekolah, bekerja dan berusaha serta menjalani kehidupannya dengan bahagia, riang gembira.
Sejalan dengan amanat Perda Kabupaten Tegal Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas, maka setiap stakeholders harus bisa mengadvokasikannya agar implementatif dan konkrit dampaknya pada perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas di Kabupaten Tegal.
“Karena sudah ada Perdanya, maka saya minta setiap komitmen yang ada di dalamnya bisa direalisasikan. Mana yang untuk jangka pendek, jangka menengah. Mana yang harus segera, mana yang bisa secara bertahap dipenuhi. Mana yang individual, sektoral, mana yang harus dengan kolaborasi,” pesannya.
Di bidang pendidikan, penyediaan fasilitas pendidikan seperti sekolah luar biasa (SLB) oleh pemerintah maupun swasta merupakan salah satu bagian dari upaya lintas sektor dalam memenuhi kesamaan hak penyandang disabilitas, menghapus diskriminasi serta mengikis habis stigma terhadap penyandang disabilitas.
“Saya sempat berkunjung ke SLB Negeri di Procot. Dari sana saya melihat betapa pentingnya peran guru, orang tua dan lingkungan sekolah dalam membimbing anak-anak berkebutuhan khusus ini dalam belajar,” kata Umi.
Ada semangat yang luar biasa yang ditunjukkan anak-anak ini untuk meraih setiap tahapan pembelajaran demi meraih tujuan belajarnya. Artinya, sambung Umi, ada penggabungan multidisiplin ilmu antara guru dan juga orangtua siswa, karena memang kebutuhannya berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehingga perlu ada perlakuan khusus.
Meski demikian, Umi mengingatkan pekerjaan terbesar saat ini adalahj merubah cara pandang pada disabilitas, dari sebelumnya pendekatan belas kasih atau charity-based approach, kini pendekatan berbasis hak asasi manusia atau human right approach yang menjamin hak-haknya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, pendidikan, layanan kesehatan, hak politik, keagamaan, hak keolahragaan, hingga hak berekspresi, berkomunikasi, dan berkebudayaan yang bebas dari diskriminasi.
Sementara itu, Pejabat Pelaksana Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tegal Nurhayati mengatakan tema peringatan HDI tahun ini berfokus kepada penegakan hak asasi manusia, pembangunan berkelanjutan serta perdamaian dan keamanan bagi disabilitas.
Nurhayati mengungukapkan, pembangunan fasilitas publik dan pemerintahan di Kabupaten Tegal sudah banyak yang berpihak ke penyandang disabilitas. Ini terlihat dari beberapa fasilitas umum seperti trotoar untuk penyandang tuna netra, kemudian akses keluar dan masuk ke kantor ataupun sarana publik yang ramah pada difabel pengguna kursi roda.
Sedangkan di kepolisian, salah satu kebijakan dari instansi kepolisian kini sudah mempermudah penyandang disabilitas untuk memiliki surat izin mengemudi.
Pihaknya menambahkan jika Pemkab Tegal melalui Dinas Sosial telah menganggarkan program kesejahteraan sosial dalam bentuk bantuan sembako sebanyak 1.383 paket untuk dibagikan ke lima komunitas penyandang disabilitas yang terdaftar di Dinsos Kabupaten Tegal. Selain itu juga ada hibah senilai Rp 150 juta ke komunitas Difabel Slawi Mandiri (DSM) untuk kegiatan verifikasi dan validasi data difabel, disamping bantuan permakanan yang diberikan ke penyandang disabilitas selama empat bulan.
“Kami juga sudah memberikan alat bantu gerak seperti tangan palsu lima unit, kaki palsu tiga unit, tongkat bagi tuna netra 15 unit, walker tiga unit dan kursi roda sebanyak 25 unit, ” pungkasnya. (HR/hn)
Discussion about this post