Slawi – Guna meningkatkan indeks pembangunan manusia dan daya saing sumber daya manusia, Pemerintah Kabupaten Tegal menggandeng organisasi masyarakat Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) untuk mengembangkan talenta digital. Hal ini terungkap saat Bupati Tegal Umi Azizah membuka kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) internet cerdas, kreatif dan produktif (Incakap) di Aula Pertemuan KPRI Bakti Husada, Slawi, Selasa (29/08/2023).
Menurut Umi, bimtek Incakap kali ini dirancang untuk membuka wawasan dan meningkatkan peran perempuan dalam bidang teknologi dengan memperkuat literasi digitalnya terkait pemanfaatan internet. Menurutnya, ketika perempuan mendapatkan ruang untuk berkreasi, mereka tidak hanya mengubah diri mereka sendiri, tetapi juga mengubah dunia di sekitarnya.
Terlebih jika dilakukan bersama-sama, maka itu tidak hanya memberikan peluang, tapi juga mengukuhkan kolaborasi untuk menginspirasi dan mewujudkan potensi luar biasa yang dimiliki setiap perempuan Fatayat NU sebagai agen perubahan dan pendorong kesetaraan gender.
Berbicara soal peluang, Umi melihat ada potensi dari sisi ekonomi digital yang luar biasa di Indonesia. Bahkan hingga tahun 2025, nilainya diperkirakan mencapai Rp1.700 triliun. Namun untuk memaksimalkannya, dibutuhkan sekitar 9 juta talenta digital. Oleh sebab itu pula, Pemerintah menargetkan ada 600.000 talenta digital baru yang tercipta setiap tahunnya.
“ini baru dari sisi jumlah, tapi dari segi kualitas, kiranya kita masih perlu upaya keras lagi untuk meningkatkan literasi digitalnya. Dan ini tidak terlepas dari kebiasaan pengguna internet kita yang cenderung pasif, mudah termakan hoaks, tergiur arisan bodong, terjebak pinjaman online ilegal hingga menjadi korban kejahatan siber seperti kebocoran data pribadi, pembajakan akun media sosial, pencurian uang di rekening bank dan sebagainya,” ujar Umi.
Dari aspek etika digital, Umi menyoroti hasil riset tahunan Microsoft tentang indeks kesopanan warga tahun 2021 yang telah menempatkan Indonesia pada peringkat ke-29 dari 32 negara. Indeks ini menunjukkan kemerosotan etika atau kesopanan bersosial warganet Indonesia di dunia maya karena penyebaran kabar bohong, penipuan, hingga perundungan siber.
“Kondisi atau situasi inilah yang harus kita rubah. Salah satunya itu tadi, dengan mencetak talenta-talenta digital yang mumpuni. Kita masih kekurangan, masyarakat masih harus didorong agar mau memanfaatkan teknologi internet untuk hal-hal produktif,” ujarnya.
Terkait dengan itu, Umi meminta seluruh elemen membantu menghapus berbagai macam hambatan yang dialami perempuan, mulai dari sisi internal seperti rasa percaya diri hingga eksternal seperti stigma sosial terhadap perempuan sampai akhirnya tercipta talenta digital perempuan.
Melalui bimtek Incakap ini pihaknya berharap para pelaku usaha dari kalangan Fatayat NU bisa masuk ke ekosistem ekonomi digital dengan berjualan daring untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Membuat konten-konten jariyah kreatif yang edukatif dan menginsipirasi orang untuk berbuat baik atau melakukan hal-hal produktif. Selain mendatangkan pahala, juga ada keuntungan finansial dari iklan adsense ataupun endorsement.
Senada dengan Umi, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Tegal Nurhayati menuturkan kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan teknologi informasi. Di sisi yang sama, transformasi digital menjadi tren besar di tengah masyarakat, sehingga perlu ada upaya penguatan agar masyarakat lebih bijak dan cerdas dalam bermedia sosial.
“Dengan adanya transformasi digital ini masyarakat diharapkan bisa menyaring, memilah dan menanggapi berbagai informasi secara baik, disamping perlu berhati-hati jangan sampai termakan hoaks atau terjebak penawaran iklan yang menyesatkan,” pungkasnya.
Adapun materi bimtek ini mencakup antara lain aman dan bijak dalam bermedia sosial, bijaksana dalam berbelanja online, berjualan online, termasuk juga pemanfaatan aplikasi manajemen program tim. (EW/hn)
Discussion about this post