Jatinegara – Gerakan donasi aparatur sipil negara Pemkab Tegal atau Rames Saceting (rame-rame sakabehane ASN cegah stunting) berhasil mengentaskan 17 bayi usia di bawah usia dua tahun (baduta) dari kondisi stunting. Adapun jumlah sasaran baduta stunting Rames Saceting di Kecamatan Jatinegara ini ada 52 anak. Informasi tersebut disampaikan Camat Jatinegara Abdul Hopir saat peninjauan aksi Rames Saceting oleh Bupati Tegal Umi Azizah di Pendopo Kecamatan Jatinegara, Selasa (10/10/2023).
Hopir menuturkan jumlah balita stunting di Kecamatan Jatinegara tahun 2023 ini ada 426 anak atau 14,6 persen dari 3.160 balita yang berhasil ditimbang. Adapun ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (bumil KEK) jumlahnya mencapai 122 orang atau 12,8 persen dari 952 ibu hamil di Jatinegara.
Dari jumlah bumil KEK tersebut, 29 orang ditetapkan menjadi sasaran penerima manfaat gerakan Rames Saceting, di mana 23 orang diantaranya kondisi semakin baik, ada kenaikan lingkar lengan atas. Namun jika dilihat status gizinya, baru 16 bumil yang dinyatakan terbebas dari KEK. Sedangkan 23 orang bumil sisanya masih mengalami KEK.
“Gerakan Rames Saceting di Jatinegara ini sudah berjalan sejak Juli sampai sekarang, dengan total donasi yang terkumpul dari ASN sebanyak Rp25,9 juta. Donasi ini kita salurkan dalam bentuk makanan olahan telor dan susu selama 14 hari berturut-turut setiap bulannya,” tuturnya.
Dia berharap, gerakan Rames Saceting ini bisa terus dilanjutkan untuk mempercepat pengurangan angka stunting di Kecamatan Jatinegara. Ucapan terima kasih pun disampaikan kepada seluruh ASN di lingkungan Pemkab Tegal yang telah berderma, membantu pemberian makanan tambahan untuk baduta stunting dan bumil KEK di wilayahnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Umi menuturkan jika gerakan donasi dari ASN ini merupakan bagian dari komitmen Pemkab Tegal mempercepat penanganan dan penurunan angka stunting dengan target 14 persen tahun 2024 mendatang.
“Gerakan Rames Saceting adalah inovasi Pemkab Tegal melalui Dinas P3AP2KB untuk mencegah dan menangani balita stunting, selain wujud kepedulian ASN untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi warga Kabupaten Tegal,” ujarnya.
Menurut Umi, penanganan stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak ini memerlukan peran banyak pihak, dari mulai aspek pencegahannya melalui intervensi gizi sensitif hingga penanganannya melalui intervensi gizi spesifik. Sehingga dirinya pun meminta dukungan semua pihak untuk bersama-sama menangani kondisi stunting pada balita.
“Semenjak diluncurkannya, gerakan donasi Rames Saceting ini banyak sekali membantu anak-anak balita terbebas dari kondisi stunting. Juga ibu hamil kekurangan gizi bisa kita bantu pemulihan gizinya. Alhamdulllah progresnya sangat baik, bahkan melampaui target,” ungkapnya.
Lebih lanjut Umi menyarankan para kader Posyandu bisa mencontoh atau mereplikasi konsep Rumah Pelita atau pemulihan gizi balita di Kecamatan Kedungbanteng. Di sini, kader Posyandu berperan mengedukasi ibu-ibu mengolah bahan pangan menjadi asupan makanan bergizi dengan tampilannya yang menggugah selera anak untuk makan, tentunya setelah dilatih oleh tenaga ahli gizi Puskesmas. Selain melatih, para kader Posyandu juga bisa membantu mengolah bahan makanan yang hasil masakannya dikirim ke kelompok sasaran.
Hal tersebut telah dilakukan oleh sejumlah kader Posyandu dengan membagikan makanan olahan bergizi ke orang tua yang anak badutanya mengalami stunting, termasuk ke bumil KEK di Desa Lebakwangi. (EW/hn)
Discussion about this post