Jatinegara – Tingkatkan derajat kesehatan keluarga miskin di Kecamatan Jatinegara, Pemkab Tegal merehab 90 rumah tidak layak huni (RTLH) di 13 desa di wilayah yang dikenal sebagai sentra penghasil durian tersebut. Informasi ini disampaikan Bupati Tegal Umi Azizah saat melakukan peninjauan pelaksanaan rehab RTLH di tiga desa di wilayah Jatinegara, Jumat (23/10/2023).
Didampingi Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan Kabupaten Tegal Jaenal Dasmin, Bupati Umi mengungkapkan anggaran rehab RTLH di Kecamatan Jatinegara tahun 2023 ini mencapai Rp1,8 miliar, di mana masing-masing keluarga penerima manfaat mendapatkan alokasi bantuan dana stimulan senilai Rp20 juta, dengan rincian Rp17,5 juta untuk pembelian material dan sisanya, Rp2,5 juta untuk biaya tukang.
Dari jumlah unit RTLH yang direhab ini, Kecamatan Jatinegara menjadi wilayah dengan alokasi bantuan terbanyak tahun ini. “Alhamdulillah, pelaksanaan rehab RTLH di Jatinegara ini sudah tuntas seratus persen dengan kondisi finishing bangunan rumah bervariasi sesuai kemampuan swadaya penerima manfaat,” kata Umi.
Meskipun berasal kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, keluarga penerima manfaat mampu berkontribusi dana swadaya dari mulai Rp10-50 juta. Namun demikian, ada juga penerima manfaat yang tidak mampu berswadaya dalam bentuk materi.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini berkomitmen akan terus mengalokasikan APBD-nya untuk mendanai program rehab RTLH. Bahkan rencananya tahun 2024, pihaknya akan kembali menggelontorkan anggaran senilai Rp11 miliar untuk rehab RTLH.
“Saya berharap masing-masing kepala desa juga bisa membantu mengalokasikan dana APBDes-nya untuk mendukung pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan ini karena masih cukup banyak rumah keluarga miskin atau kurang mampu yang perlu direhab,” ujarnya.
Dia berpandangan, kondisi rumah yang sehat berkorelasi positif dalam meningkatkan produktivitas karena anggota keluarganya tidak mudah sakit. Terlebih jika rumah yang digunakannya juga dimanfaatkan sebagai tempat usaha, nilai tambahnya bisa terus meningkat.
“Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak, kepada fasilitator pemberdayaan yang sudah mengawal program ini sehingga berjalan baik dan tepat sasaran. Saya juga minta data RTLH bisa diperbarui lagi supaya kita tahu jumlah eksistingnya,” pungkasnya.
Senada dengan Umi, Jaenal menuturkan pihaknya akan berupaya menambah alokasi bantuan di luar pendanaan APBD Kabupaten seperti dari Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun sektor swasta.
Sementara itu, warga penerima manfaat asal Desa Gantungan, Tohayah (41) mengaku senang telah mendapatkan bantuan rehab RTLH ini. Kini, rumah yang ditempatinya bersama keluarga menjadi lebih nyaman dan layak huni.
“Alhamdulillah rumah saya yang tadinya hanya berdinding anyaman bambu sekarang sudah pakai bata plester. Jadi lebih bersih, lebih nyaman dan kokoh untuk ditinggali,” ujarnya. (EW/hn)
Discussion about this post