Slawi – Pengendalian inflasi menjadi bagian agenda prioritas Penjabat (Pj) Bupati Tegal Agustyarsyah dalam memimpin penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Hal tersebut diungkapkannya saat memimpin rapat koordinasi pengendalian inflasi tahun 2024 di ruang rapat Sekda, Senin (05/02/2024).
Agus mengatakan pihaknya bersama tim pengendali inflasi daerah (TPID) Kabupaten Tegal akan bekerja keras mengendalikan inflasi, terutama inflasi pangan yang bersumber dari komponen harga pangan bergejolak sebagai penyumbang terbesar angka inflasi di daerah bahkan nasional.
“Saya minta setidaknya satu bulan sekali diadakan rapat pengendalian inflasi seperti ini dan kita bisa lebih serius menangani inflasi dan mengambil langkah konkritnya,” ucap Agustyarsyah.
Meski angka inflasi saat ini relatif stabil, namun upaya menjaga inflasi harus tetap berfokus pada pengendalian harga pangan bergejolak seperti komoditas beras, aneka cabai, dan aneka bawang. Selain itu, koordinasi di lingkup TIPD juga harus ditingkatkan, terutama dalam memantau pergerakan harga barang dan jasa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusinya.
Data hasil pemantauan tersebut diperlukan untuk memitigasi atau mengantisipasi risiko jangka pendek, termasuk antisipasi pergeseran musim panen serta harga menjelang hari besar keagamaan. Kecepatan penyampaian data tersebut akan memengaruhi pengambilan langkah yang tepat dalam pengendalian inflasi.
Senada dengan itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal Bambang Wahyu Ponco Aji mengatakan langkah antisipasi sebelum adanya kenaikan harga diperlukan untuk mengendalikan inflasi. Pemantauan harga secara aktif di lapangan diperlukan karena permainan naik turunnya harga ada di level pedagang kecil.
“Minggu pertama Februari ini Kabupaten Tegal mengalami deflasi 0,01 persen. Sementara di kabupaten sekitar mengalami inflasi karena kenaikan harga beras seperti di Kabupaten Pemalang sebesar 0,438 persen, Kabupaten Brebes 0,623 persen, dan Pekalongan 2,4 persen,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Tegal Imam Rudy Kurnianto mengatakan ada 20 komoditi utama bahan pangan dari hasil pertanian, industri pengolahan, peternakan, perikanan dan bahan pokok lainnya sebagai penyumbang inflasi karena sering mengalami perubahan harga.
“Saat ini, untuk bahan pokok beras premium ada kenaikan harga sekitar Rp500 per kilogram, namun kenaikan harga yang signifikan ada di cabai, sebesar Rp5.000,” kata Rudy.
Berkenaan dengan ini, pihaknya bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Tegal terkait rencana operasi pasar yang akan dilakukan setelah mendapatkan izin dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (TanKP) dan memperhatikan hasil pemantauan perkembangan harga mingguan.
“Operasi pasar lebih insentif akan dilakukan oleh Dinas TanKP, sedangkan kami hanya diikutkan insidentil jika harga terus merangkak naik, itupun kami koordinasikan terlebih dahulu dengan Bulog,” ungkapnya.
Adapun inflasi tahunan Kabupaten Tegal tahun 2023 angkanya sebesar 3,28 persen. Sedangkan per Januari tahun 2024 angkanya sebesar 0,04 persen. Berdasarkan hasil pemantauannya, harga 20 komoditi utama di pasaran secara umum masih terkategori stabil.
“Untuk upaya menstabilkan harga, beberapa kali sudah dilakukan kegiatan operasi pasar murah, penyaluran bantuan sosial pangan serta hingga mensuplai komoditas beras dan jagung,” pungkasnya. (FN/AD/hn)
Discussion about this post