Dukuhwaru – Memperingati Hari Pohon Sedunia tahun 2024, aktivis lingkungan hidup Pengayom Hayati Hijau Indonesia (PHHI) Bravo Mawar Hijau bersama unsur Forkopimcam Dukuhwaru dan warga Desa Kalisoka menggelar aksi penanaman 15 ribu bibit pohon di sekitar kompleks Masjid Ki Ageng Anggawana, kompleks Makam Mbah Purbaya, dan halaman rumah warga serta turus bahu jalan di Desa Kalisoka.
Secara simbolis, aksi penanaman pohon secara serentak ini dilakukan oleh Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kabupaten Tegal Eko Supriyanto yang hadir mewakili Pj Bupati Tegal Agustyarsyah di halaman Masjid Ki Ageng Anggawana, Kamis (21/11/2024).
Selain memasyarakatkan budaya menanam pohon, Eko mengungkapkan kegiatan penghijauan ini dilakukan untuk mengurangi dampak negatif pemanasan global akibat efek gas rumah kaca (GRK). Pihaknya pun mengajak seluruh warga masyarakat Desa Kalisoka ikut berpartisipasi di kegiatan ini dari mulai saat menanam, merawat, hingga menjaga agar tanamannya bisa tumbuh dengan baik.
“Saya mengajak warga Desa Kalisoka menanam pohon, buah-buahan ataupun tanaman hias di sekitar rumah dengan harapan bisa memberikan dampak yang luar biasa bagi lingkungan tempat tinggal kita,” ungkap Eko.
Terkait dengan itu, Kepala Dinas Cabang Kehutanan (CDK) V Kabupaten Tegal Suhirin menuturkan jika aksi penanaman pohon ini dilakukan tepat di tengah musim penghujan dengan harapan nutrisi yang dibutuhkan tanaman mudah larut oleh air hujan dan meresap ke dalam tanah.
“Tanaman ini semuanya gratis untuk warga masyarakat yang membutuhkan. Syaratnya mereka harus berkomitmen menjaga betul-betul bibit tanaman ini agar tumbuh maksimal,” ujar Suhirin.
Ia pun menambahkan, pihaknya bersama aktivis lingkungan terus memantau pembagian bibit tanaman, saat penanaman hingga perawatannya nanti.
Bibit tanaman yang diserahkan ke warga antara lain tanaman hias daun pucuk merah, buah-buahan seperti jambu, nangka, sirsak, durian, alpukat dan pohon trembesi. Bibit tanaman buah paling banyak diberikan ke warga untuk ditanam di halaman dan lingkugan sekitar rumah warga dengan harapan bisa memberikan manfaat ekonomi di kemudian hari.
Pihaknya mengimbau warga tidak membuang sampah sembarang sehingga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, termasuk ancaman banjir saat musim penghujan karena selokan atau saluran air yang tersumbat sampah.
Lebih lanjut, Suhirin juga menyoroti soal ancaman bencana alam seperti tanah longsor akibat perambahan hutan dan alih fungsi lahan. Abrasi pantai di wilayah pantura menurutnya masih menjadi ancaman di Kabupaten Tegal karena terbatasnya kawasan mangrove dan cemara laut.
“Mari kita serukan aksi penghijauan ini untuk mencegah atau meminimalisir dampak bencana alam,” pungkasnya. (EW/hn)
Discussion about this post