Slawi – Transformasi pendidikan lewat Merdeka Belajar telah berjalan selama lima tahun. Tentunya implementasi kebijakan ini telah banyak mewarnai wajah pendidikan dan transformasi di dalamnya, termasuk Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Di sini, para calon guru penggerak (CGP) didorong memamerkan hasil pembelajaran selama enam bulan sebagai praktik baik yang mereka terapkan dalam proses pembelajaran melalui Panen Hasil Belajar.
Adapun Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP Angkatan 11 tahun ini digelar di Pendopo Amangkurat Pemkab Tegal, Senin (02/12/2024).
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Tegal Suspriyanti saat membuka acara menjelaskan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tegal Tahun 2024 mencapai 71,70. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar 71,12. Peningkatan IPM ini terjadi pada semua dimensi pembentuknya, baik kualitas kesehatan, pendidikan atau pengetahuan, maupun pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk umur tujuh tahun ini meningkat 0,04 tahun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 12,92 tahun menjadi 12,96 tahun. Sementara untuk indikator rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,02 tahun dari 7,34 tahun menjadi 7,36 tahun pada tahun 2024 ini.
Meningkatnya angka harapan lama sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk di Kabupaten Tegal yang bersekolah. Pertumbuhan positif, baik RLS maupun HLS menjadi modal manusia penting untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Tegal. Sebab dengan kualitas sumber daya manusia yang semakin baik dari sisi pendidikan, proses pembangunan secara umum juga akan berlangsung lebih baik.
Sejalan dengan ini, guru memiliki peran penting mewujudkan transformasi pendidikan yang berkualitas, terlebih bagi guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dituntut mampu berinovasi untuk mengatasi kelemahan pembelajaran.
Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah melalui Muhammad Iqbal menjelaskan bahwa PGP merupakan kegiatan profesi guru melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran.
Menurutnya, ada tiga tahapan yang harus dilalui CGP, mulai dari seleksi, simulasi mengajar dan wawancara. Harapannya, para guru penggerak nantinya bisa menjadi pionir bagi rekan guru lainnya terkait pengembangan pembelajaran di sekolah serta mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah.
“Guru penggerak diharapkan mampu menggerakan komunitas belajar bagi rekan-rekan guru lainny di sekolah sendiri ataupun di wilayahnya,” ucap Iqbal.
Sementara itu ditemui di tempat pameran, Sulistyowati, CGP dari TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kalisapu peserta Panen Hasil Belajar menampikan karya inovasi Lentera atau literasi dan numerasi berbasis teknologi bagi anak usia dini. Metode Lentera ini diciptakan untuk memenuhi tuntutan orang tua siswa yang menginginkan anaknya bisa membaca dan berhitung sejak usia dini.
Sedangkan Susilo, CGP dari SD Negeri 01 Cilongok menyampaikan harapannya PGP ini tetap berjalan, sebab melalui program ini CGP mendapatkan bimbingan dan pendampingan dari beberapa aspek yang manfaatnya besar bagi perkembangan dunia pendidikan. (HR/hn)
Discussion about this post