Slawi – Perkembangan penduduk bekerja lulusan pendidikan kejuruan di Kabupaten Tegal menunjukkan tren yang menarik. Persentase penduduk bekerja dengan pendidikan SMA kejuruan atau SMK yang sempat menurun dari 14,80 persen pada tahun 2022 menjadi 12,70 persen pada tahun 2023, kini melonjak menjadi 15,77 persen pada tahun 2024. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan minat dan relevansi pendidikan kejuruan dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja lokal.
Hal tersebut disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto pada acara Launching Teaching Factory (Tefa) dan Festival P5 atau proyek penguatan profil pelajar Pancasila di SMK Negeri 1 Adiwerna, Kamis (19/12/2024).
Namun demikian, hal yang perlu digarisbawahi adalah serapan lulusan SMK di pasar kerja yang masih harus terus ditingkatkan. Sebab berdasarkan data tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Tegal, TPT dengan pendidikan tertinggi SMK cenderung meningkat dari 13,89 persen pada tahun 2022 menjadi 15,18 persen pada tahun 2023 dan 15,43 pada tahun 2024.
Peluncuran Tefa ini menjadi langkah maju dalam pendikan vokasi untuk menyiapkan lulusannya yang siap bekerja. Tefa menjadi jembatan penghubung kesenjangan kompetensi antara pengetahuan dan praktik yang diberikan sekolah dengan kebutuhan dunia industri.
Pihaknya mengapresiasi kinerja SMK Negeri 1 Adiwerna yang mampu menghantarkan peserta didiknya lulusan tahun 2024 terserap ke pasar kerja hingga 63,2 persen. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas di SMK ini mampu menyingkat waktu tunggu lulusannya diterima di pasar kerja.
“Pencapaian ini tentu tidak terlepas dari upaya keras para guru, dukungan orang tua, serta kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia industri,” ucap Joko.
Oleh karena itu, lanjut Joko, melalui program Tefa ini dirinya berharap serapan tenaga kerja SMK terus meningkat dan semakin banyak lulusannya yang mendapatkan pekerjaan sesuai bidang keahliannya.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Adiwerna Joko Pramono menjelaskan jika TEFA sebagai sarana produksi di sekolah merupakan sebuah model pendidikan yang mengintegrasikan proses belajar mengajar dengan praktik industri.
Tujuan dari program Tefa adalah untuk memfasilitasi keterampilan praktis Siswa mendapatkan pengalaman langsung di lingkungan yang mirip dengan dunia kerja, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan di pasar kerja.
“Kami sendiri pihak sekolah sering melibatkan kerja sama antara lembaga pendidikan dan industri yang memungkinkan siswa belajar langsung dari para profesional,” ungkapnya.
Di sisi lain, melalui program ini siswa didorong mampu menciptakan produk atau solusi baru yang bermanfaat, memberikan kesempatan peserta didik untuk berinovasi dan berwirausaha.
Selain itu, pihak sekolah juga menggelar Festival P5 untuk memperkuat karakter dan nilai-nilai Pancasila dalam diri siswa. Adapun penyelenggaraan Festival P5 ini bertujuan mengajak siswa agar mampu memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. serta melaksanakan kegiatan kreatif melalui berbagai lomba, pertunjukan seni, dan diskusi, siswa dapat menunjukkan kreativitas sekaligus memperkuat rasa kebersamaan dan nasionalisme.
“Dengan adanya program-program ini, diharapkan siswa dapat menjadi pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat berlandaskan nilai-nilai Pancasila,” kata Joko.
Turut hadir pada kegiatan sehari ini, Bupati Tegal Terpilih Periode 2024-2029 Ischak Maulana Rohman sebagai alumni SMK Negeri 1 Adiwerna. (HR/hn)
Discussion about this post