Suradadi – Lindungi kawasan pesisir dari abrasi, Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie pimpin aksi penanaman 3.000 pohon mangrove di kawasan pesisir pantai utara, Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi, Minggu (20/02/2022) pagi. Penanaman bibit pohon yang dilakukan bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tegal ini bertepatan dengan momentum peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU.
Menurut Ardie, keberadaan ekosistem mangrove di kawasan pesisir ini sangat penting. Tidak saja mencegah interusi air laut, mengikat sedimen dan menjadi biofilter alami untuk melindungi kawasan pesisir dari abrasi dan tsunami, tapi tanaman mangrove juga mampu menyerap emisi karbon. Sebab mangrove mengandung 55 persen potensi karbon hijau secara global.
“Melalui kegiatan padat karya penanaman mangrove ini diharapkan luasan hutan mangrove kita akan bertambah,” ucap Ardie.
Dari data tahun 2019 lalu, luas tutupan mangrove di Indonesia mencapai 3,56 juta hektare atau hampir seperempat dari luasan hutan mangrove dunia. Meski demikian, upaya pelestarian hutan mangrove ini dihadapkan pada tantangan laju kerusakannya yang sangat tinggi.
Dari 3,56 juta hektare hutan mangrove yang ada, sambung Ardie, 2,37 juta hektare diantaranya dalam kondisi baik dan 1,19 juta hektare dalam kondisi rusak. Itulah sebabnya mangrove yang rusak ini perlu dipulihkan kembali lewat kegiatan rehabilitasi atau revegetasi mangrove.
Lebih jauh, Ardie mengatakan, kegiatan rehabilitasi mangrove ini bukan pekerjaan mudah. Sebab jika salah memilih lokasi dan jenisnya yang ditanam bisa membuat peluang mongrove untuk hidup dan berhasil tumbuh semakin kecil.
“Mangrove ini memang hidup di pantai, tapi tidak semua dari 43 jenis mangrove di Indonesia ini cocok ditanam di sini, sehingga pasca ini kiranya harus ada pengawasan dan pengamatan pada proses tumbuh kembangnya”, Ujarnya.
Tak hanya mengatasi isu ekologi di kawasan pesisir, Ardie berharap LPBI PCNU Kabupaten Tegal bisa menjadi pelopor dalam mengelola dan mengurangi produksi sampah, terutama sampah plastik.
“Sampah plastik ini, meskipun terbilang kecil atau terlihat sepele, tapi untuk mencegah masuk ke tempat sampah sangat sulit. Perlu kesadaran dan keikhlasan kita untuk meluangkan waktu, mencegah supaya tidak banyak sampah plastik masuk ke TPA (tempat pemrosesan akhir). Salah satunya adalah mengurangi penggunaan kemasan plastik setiap kali kita mengadakan kegiatan,” kata Ardie.
Hal senada juga disampaikan Ketua LPBI PCNU Kabupaten Tegal Imam Khusaeri. Menurutnya, sebagai organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang kebencanaan dan lingkungan hidup ini, pihaknya memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman dan berkelanjutan.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua PCNU Kabupaten Tegal Muntoyo, Ketua Rois Syuriah PCNU KH Nawawi dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Jenal Dasmin. Selain itu ada pula unsur Ansor-Banser, relawan BPBD Kabupaten Tegal, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama dan aparatur Pemerintah Desa Sidaharja. (FH/hn)
Discussion about this post