Balapulang – Selain melindungi keanekaragaman hayati, penanaman bibit tanaman obat atau herbal oleh warga di sekitar objek Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Kalibakung dengan memanfaatkan lahan pekarangan dan kebun di sekitar rumah membawa manfaat ekonomi dari penjualan hasil panen dan produk olahannya.
Pesan ini disampaikan Bupati Tegal Umi Azizah saat menutup kegiatan pemberdayaan masyarakat pada budidaya tanaman herbal di WKJ Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Rabu (03/08/2022) sore.
Kegiatan yang diprakarsai oleh tim pemberdayaan dari Unsoed ini sudah berlangsung sejak 15 Juli 2022 lalu dengan memberikan pelatihan dari teori hingga praktik penanaman serta pengolahan pasca panen.
Lewat sambutannya Umi menyampaikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada civitas akademika Unsoed yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut. Selain itu, dirinya meminta setelah ini WKJ Kalibakung bisa menampung dan membeli hasil panen dari masyarakat. Sehingga, ketergantungannya pada pasokan bahan jamu dari luar bisa dikurangi.
Pihaknya pun berharap, pasca ini Unsoed bisa terus memonitor perkembangannya dan mendampingi komunitas warga yang menurutnya dapat dihimpun dalam kelompok wanita tani maupun koperasi dengan keanggotaan UMKM.
“Karena satu prinsip yang saya pegang dari pendekatan pemberdayaan masyarakat ini bahwa keberhasilan pemberdayaan sebuah komunitas akan terlihat setelah tidak ada lagi pendampingan,” jelas Umi.
Lebih lanjut Umi meminta kerja sama tri dharma perguruan tinggi ini tidak sebatas pemberdayaan masyarakat, tapi juga bisa dilanjutkan pada pendampingan proses bisnis Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) Kalibakung agar eksistensinya di bidang kesehatan dikenal luas dan menjadi referensi pengobatan penyakit melalui pemanfaatan ramuan herbal yang tersaintifikasi.
Pengobatan herbal, lanjut Umi masih terus berkembang dan diminati masyarakat. Terlebih dirinya juga telah membuktikan sendiri khasiat tanaman obat saat melakukan terapi di tahun 1992.
“Waktu itu saya sudah berobat kemana-mana tapi hasilnya nihil. Sampai suatu hari saya disarankan teman untuk mengonsumsi tanaman obat herbal setiap hari seperti temulawak dan daun insulin. Air rebusan dari kedua bahan tersebut saya campur irisan gula aren dan dikonsumsi rutin. Alhamdulillah sembuh,” cerita Umi.
Sementara itu, Ketua Tim Pemberdayaan Unsoed Adhi Iman Sulaiman melaporkan selama pelatihan peserta mendapatkan materi teori dan praktik. Adapun teori yang diberikan adalah pengetahuan tentang jenis-jenis tanaman obat keluarga, minuman herbal, simplisia herbal dan kiat membuat tulisan berita tentang produk unggulan dan kawasan wisata sebagai strategi promosi dan pemasaran.
Sedangkan materi praktiknya sendiri, Adhi menjelaskan peserta diajarkan cara membuat produk dari minyak herbal, minuman dan serbuk dari herbal hingga sabun cuci tangan dan sabun lantai dari berbahan baku herbal.
Di samping itu, peserta juga diajari cara membuat produk simplisia serbuk herbal serta praktik fotografi dan pembuatan video promosi untuk dipublikasikan melalui media massa dan media sosial.
“Melalui program ini, motivasi peserta untuk manfaat tanaman herbal dan mengolahnya menjadi produk herbal meningkat. Minimal sebagai tambahan dalam memenuhi kebutuhan keluarga ataupun kelompok sebagai indikator kemandirian warga,” ujar Adhi.
Pihaknya juga berharap, kelompok masyarakat yang telah dilatih ini bisa menjadi mitra untuk memasok bahan herbal ke WKJ Kalibakung sehingga bisa memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar,” tuturnya. (OI/hn)
Discussion about this post