Suradadi – Menjaga tradisi yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun, ribuan jemaah padati pelaksanaan Haul Masyayikh ke-63 di Desa Suradadi, Kecamatan Suradadi, Rabu (21/09/2022) pagi. Hadir dalam haul ini Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj dan Bupati Tegal Umi Azizah.
Lewat ceramahnya, Kiai Said mengajak para jemaah memperkuat spirit ukhuwah wathaniyah serta semangat kebangsaan dan nasionalisme. Salah satunya bisa dengan rajin mengikuti jamiyahan, tahlilan, manakiban atau kegiatan sosial lainnya.
“Semangat kebangsaan harus berjalan beriringan dengan spirit keagamaan. Mari kita bangun semangat kebersamaan dalam kebinekaan ini dengan berlandaskan asas Pancasila. Karena martabat sebuah bangsa tergantung dari akhlak masyarakatnya,” kata Kiai Said.
Senada dengan itu, Bupati Umi menilai antusiasme pengunjung yang sangat tinggi pada penyelenggaraan haul ini merupakan perwujudan masyarakat Kabupaten Tegal yang damai dan maslahat, menghargai tradisi dan budayanya, di samping nilai kegotongroyongan yang berhasil dibangun dan ditumbuhkan.
“Alhamdulillah, berkat kegotongroyongan dan guyub rukunnya masyarakat Suradadi, acara haul ini bisa berjalan lancar dan khidmat. Terima kasih panitia haul yang sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik,” kata Umi.
Menurutnya, gotong royong merupakan warisan tradisi leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan. Karena dengan gotong royong, selain meringankan beban pekerjaan, juga dapat menciptakan tatanan masyarakat yang lebih tentram, damai dan harmonis.
Tak hanya itu, Umi pun menitip pesan agar masyarakat Desa Suradadi bisa terus merawat dan menjaga ukhuwah wathaniya. “Lewat haul ini saya mohon doa dan dukungannya untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah yang sempat tertunda akibat Covid-19 kemarin akibat pandemi. Mudah-mudahan semyanya dapat berjalan lancar,” pesan Umi.
Sementara iitu, hadir mewakili Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kabid Keagamaan Biro Kesra Provinsi Jawa Tengah Muhammad Yusuf mengatakan haul ini merupakan kegiatan positif untuk menjaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah sekaligus momen menggelorakan semangat nasionalisme, khususnya bagi warga Desa Suradadi dan sekitarnya.
“Semoga doa yang kita panjatkan bisa lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita pada Allah SWT dan bisa menjadi contoh bagi anak-anak muda dalam berbakti, ngrekso orang tua dari semasa hidup sampai sudah meninggal dunia,” terangnya.
Di acara ini, Yusuf juga mengajak jemaah haul bisa meneladani legasi para sesepuh, para pejuang Islam yang semasa hidupnya selalu tawadhu menjalankan dan mengajarkan ajaran Islam yang penuh nilai toleransi.
“Jangan gampang diprovokasi dan jangan sampau memprovokasi. Tetaplah lakukan kegiatan sehari-hari dengan baik, istikamah dalam beribadah dan bekerja hingga mendidik anak-anak kita agar menjadi pribadi yang baik. Di media sosial, selalu unggah ucapan dan ungkapan yang sejuk, sarat frasa kedamaian, toleransi. Hiasilah dunia dengan sikap saling hormat menghorati, mengedepankan perilaku mulia dan damai. Insyaallah negara Indonesia yang menjadi hunian kita ini akan terasa adem, dan menentramkan,” pungkasnya. (OI/hn)
Discussion about this post