Bojong – Tingkatkan kesiapsiagaan menghadapi kondisi bencana alam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal bekerjasama dengan Forum Relawan Penanggulangan Bencana gelar aksi tanam 400 bibit pohon di kawasan perbukitan Desa Batunyana, Kecamatan Bojong usai Apel Kesiapsiagaan Relawan Penanggulangan Bencana Kabupaten Tegal Tahun 2022, di lapangan desa setempat, Minggu (25/09/2022) pagi.
Menurut Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Tegal Dadang Darusman, paradigma penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah bergeser orieantasinya dari penanganan darurat bencana ke arah pengurangan risiko bencana.
“Risiko bencana ini adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu baik itu berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat,” kata Dadang.
Kemudian, menurutnya paradigma penanggulangan bencana yang semula hanya urusan pemerintah telah berubah menjadi urusan bersama yang tentunya membutuhkan sinergi dan kolaborasi seluruh elemen pemangku kepentingan yang ini dikenal dengan istilah pentahelix. Yaitu, lanjut Dadang, meliputi elemen masyarakat, pemerintah, dunia usaha, akademisi serta media masa/media sosial.
Masyarakat, menurut Dadang menjadi elemen yang paling strategis perannya dalam upaya penanggulangan bencana. Selain sebagai pelaku, masyarakat juga sekaligus menjadi korban pada setiap kejadian bencana.
“Relawan penanggulangan bencana adalah garda terdepan dari unsur masyarakat. Kesiapsiagaan bagi para relawan ini merupakan faktor penting dari upaya pengurangan risiko bencana. Perannya dalam mengkampnyekan budaya sadar bencana dan pengarusutamaan risiko bencana adalah yang utama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Tegal Elliya Hidayah menjelaskan pengadaan 400 bibit pohon yang ditanam ini merupakan upaya pihaknya bersama relawan penganggulangan bencana menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak.
“Rinciannya, 50 buah bibit mahoni, 100 buah bibit durian, 20 buah bibit aren dan 30 buah bibit sirsak yang diambil dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK), Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali Jeratun,” ungkapnya.
Selebihnya, 200 bibit tanaman lainnya merupakan tanaman turus pohon wuni pemberian Perhutani. Bibit pohon ini rencananya akan ditanam di sekitar Desa Batunyana, termasuk di pintu masuk desa, seputar lapangan dan di sekitar permukiman warga yang berbatasan dengan tebing untuk mencegah terjadinya longsor.
Elliya menilai, relawan penanggulangan bencana memiliki peran sangat penting dalam membantu pemerintah sebagai ujung tombak kesiapsiagaan bencana. Ini karena relawan berada paling dekat dan di tengah masyarakat. Dengan banyaknya tenaga relawan ini, maka pemahaman warga akan risiko bencana diharapkan terus meningkat.
“Untuk warga masyarakat, jika mengalami atau menjumpai kejadian bencana, silahkan laporkan ke panggilan bebas pulsa 112 atau langsung ke call center operasional BPBD di nomor 08112929116,” pesannya. (AD/hn)
Discussion about this post