Bojong – Sebanyak 9.295 guru taman pendidikan Alquran (TPQ) dan guru madrasah diniyah takmiliyah (MDT) di Kabupaten Tegal akan menerima dana hibah insentif untuk pengajar pendidikan keagamaan Islam senilai total Rp 15,8 miliar. Dari jumlah tersebut, masing-masing guru akan menerima insentif Rp 1,7 juta.
Informasi ini terungkap saat berlangsung acara Rapat Koordinasi Penyaluran Dana Hibah Insentif Pengajar Keagamaan Islam Tahun Anggaran 2022 di Hotel Ashafana Guci, Rabu (02/11/2022).
Adapun penyaluran dana hibah dari APBD Kabupaten Tegal Tahun Anggaran 2022 ini dilakukan melalui transfer bank ke rekening Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tegal dan selanjutnya dari Kemenag ke bank penyalur yang akan mendistribusikan pencairannya ke guru penerima hibah insentif.
Lewat sambutannya, Bupati Tegal Umi Azizah menyampaikan apresiasinya kepada tim verifikasi dan validasi yang sudah bekerja mendata calon penerima hibah. Menurutnya verifikasi ini penting agar pemberi hibah maupun penerimanya tidak tersangkut permasalahan hukum akibat kesalahan administrasi ataupun ketidaktepatan sasaran.
“Untuk itu saya minta agar penyaluran hibah ini transparan, terbuka dan akuntabel. Tidak boleh ada pemotongan ataupun penyelewengan di dalamnya, karena kita ingin hibah insentif untuk guru ngaji ini bisa diterima penuh, diterima utuh sehingga bisa membantu meningkatkan kesejahteraannya,” tandas Umi.
Menurutnya, guru TPQ dan MDT memiliki peran sebagai penjaga nilai dan ujung tombak keberhasilan pendidikan keagamaan. Di sisi lain, mereka juga dituntut kepekaannya dalam mengantisipasi perubahan zaman yang semakin cepat.
Terlebih di era society 5.0 ini banyak anak-anak remaja yang sudah menggunakan gawai pintarnya yang terkoneksi ke jaringan internet sebagai sarana komunikasi, hiburan dan informasi. Selain bisa mengakibatkan kecanduan, tanpa pengawasan yang baik dari orang tua dan guru menjadikan anak-anak rentan terpapar informasi ataupun hal lain yang tidak sesuai dengan usianya.
Oleh sebab itu, pengajaran pendidikan agama Islam menjadi sangat penting sebagai filter bagi anak agar tidak terjerumus pada hal negatif. Pendidikan keagamaan Islam tidak saja akan membentuk karakter santrinya kelak menjadi insan kamil, tapi juga mampu menumbuhkan nilai-nilai toleransi yang menciptakan kerukunan antarumat beragama melalui internalisasi nilai-nilai universal agama dan budi pekerti.
Dari sejarahnya, pendidikan keagamaan di madrasah diniyah sudah lahir sejak bangsa Indonesia belum merdeka dan masih tetap eksis hingga sekarang sebagai lembaga pendidikan yang menanamkan nilai-nilai spriritual sekaligus melatih pengendalian emosi anak.
“Pendidikan di TPQ ataupun madrasah ini sangat penting sebagai pondasi tumbuh kembang kecerdasan spiritual anak ke depan, kesalehan dan kesantunan sosial anak,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kaukabudin yang hadir mewakili Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tegal menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Bupati Tegal yang telah mengalokasikan anggaran dana hibah daerahnya untuk meningkatkan kesejahteraan guru TPQ dan MDT.
“Ini adalah wujud nyata kepedulian Pemerintah Kabupaten Tegal dalam meningkatkan kesejahteraan guru TPQ dan madrasah. Semoga bermanfaat bagi para penerimanya,” tutupnya. (HR/hn)
Discussion about this post