Slawi – Perguruan tinggi harus memiliki aspek keberlanjutan pada proses pendidikan, internalisasi ilmu pengetahuan dan adaptasinya pada perkembangan teknologi informasi. Pesan tersebut disampaikan Bupati Tegal Umi Azizah saat hadir di acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan rektor baru Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal periode 2023-2027 di aula kampus setempat, Kamis (19/01/2023).
Mengawali sambutannya, Umi menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya Rektor IBN Tegal yang baru, Dr. Saefudin, MA, menggantikan rektor sebelumnya yang dijabat Drs. H. Badrodin, M.Si.
Perguruan tinggi, menurut Umi, berperan sangat penting dalam membangun kualitas sumber daya manusia . Meski demikian, pihaknya masih harus bekerja keras meningkatkan akses masyarakat pada layanan pendidikan, mengingat rata-rata lama sekolah penduduk di Kabupaten Tegal baru mencapai 7,25 tahun, atau setara kelas tujuh.
Hal tersebut, lanjut Umi, harus ditunjang peran banyak pihak, termasuk lembaga perguruan tinggi dengan menciptakan akses pendidikan yang mampu menjangkau seluruh elemen masyarakat, termasuk warga miskin lewat pemberian fasilitas beasiswa dan program afirmasi lainnya untuk meringankan biaya perkuliahan.
“Perlu ada program afirmasi, termasuk pemberian beasiswa untuk menekan biaya perkuliahan di perguruan tinggi yang semakin ke sini rasa-rasanya semakin mahal. Dan ini adalah PR pendidikan kita di tanah air,” kata Umi.
Di sisi internal, kelembagaan perguruan tinggi dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajarannya. Tidak saja penyediaan gedung perkuliahan dan laboratorium yang representatif, tapi juga kemampuannya dalam mencetak lulusannya sebagai intelektualitas muda dan juga generasi pembelajar yang unggul dan ber-akhlakul karimah.
“Saya harap lulusan IBN Tegal tidak saja cerdas secara intelektual ataupun matang secara emosional, tapi juga memiliki kedalaman spiritual yang baik yang tidak dipunyai lulusan sarjana lain pada umumnya,” ujarnya Umi
Menurutnya, perguruan tinggi adalah pencipta masa depan. Terlebih di era digital society 5.0 yang tak sekadar bertumpu pada kecerdasan otak, tapi juga bagaimana menyiapkan sumber daya lulusannya yang mampu bersaing dengan mesin yang semakin canggih.
Perlu ada peran riil perguruan tinggi, di mana harus ada relevansi yang kuat antara keluaran perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar dan riset yang disinergikan dengan tuntutan masyarakat, bukan riset yang hanya berhenti sebatas dokumen penelitian tanpa ada pihak yang mengembangkannya.
“Saya titip pesan, selain harus mampu membaca dan adaptif pada perubahan zaman, bangun tata kelola perguruan tinggi ini lebih unggul dan profesional untuk menghasilkan pelayanan prima 4.0, khususnya di lingkup civitas akademika IBN Tegal,” tandasnya.
Sementara itu, Saefudin mengungkapkan dirinya telah menyiapkan program jitu untuk memajukan iklim pendidikan di kampusnya. Salah satunya mengembangkan IBN Tegal agar memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.
“Basic keilmuan di IBN ini fleksibel. Kalau di dunia kerja, saat ini sudah banyak berdiri perbankkan syariah. Kami juga telah menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan syariah dan konvensional. Bahkan, kami juga menjalin kerjasama dengan Pegadian Syariah dan lelang syariah,” ucapnya. (MN/hn)
Discussion about this post