Slawi – Rames Saceting atau rame-rame sekabehe ASN cegah stunting sebagai gerakan filantropi dari karyawan Pemerintah Kabupaten Tegal berhasil menghimpun dana senilai Rp 184 juta selama Juli 2023. Informasi ini disampaikan Bupati Tegal Umi Azizah di rumah dinasnya, Kamis (27/07/2023) sore.
Donasi tersebut rencananya akan diberikan dalam bentuk makanan tambahan berupa susu bubuk dan telur kepada 1.941 bayi bawah dua tahun dan 422 ibu hamil di 18 wilayah kecamatan se-Kabupaten Tegal.
Rames Saceting ini merupakan aksi peduli stunting yang dicanangkan Bupati Tegal Umi Azizah bersama ASN Pemkab Tegal untuk membantu pencapaian target percepatan penurunan angka stunting hingga di bawah 14 persen di akhir tahun 2024.
Penanganan stunting ini merupakan bagian dari upaya besar pihaknya dalam membangun generasi sehat, generasi cerdas dan kuat dalam mendukung terwujudnya Indonesia Emas, Indonesia Maju yang berdaya saing. Oleh karenanya, segala daya dan upaya dikerahkan untuk mencegah lahirnya bayi-bayi stunting dan mengembalikan kondisi balita stunting pada pertumbuhan normalnya.
Salah satunya melalui gerakan filantropi atau kedermawanan dari ASN yang menyumbangkan sejumlah uangnya untuk kemudian dibelikan bahan makanan, diolah dan didistribusikan ke ibu-ibu hamil yang kekurangan gizi dan mereka yang memiliki balita stunting.
Ia pun berharap melalui aksi ini akan semakin banyak balita stunting yang tertangani dan tumbuh kesadaran pola asuh anak yang benar di kalangan orang tua.
“Mudah-mudahan, melalui aksi ini semakin banyak balita stunting tertangani dan tumbuh kesadaran akan pola asuh anak yang benar, terutama soal asupan gizi yang berimbang, termasuk pasangan usia subur dalam menyiapkan kehamilan, menjaga kondisi ibunya agar selalu sehat,” ujarnya.
Senada dengan Umi, ditemui di tempat terpisah, Kasubag Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal Tutik Cahyani menuturkan jika pihaknya sangat mendukung gerakan Rames Saceting ini sebagai upaya menurunkan angka stunting dengan prioritas utamanya adalah ibu hamil dan anak-anak usia satu sampai dua tahun.
“Gerakan ini mengajak kami, ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal terlibat langsung dengan menyisihkan gaji atau rezeki yang diterima setiap bulannya dengan harapan bisa membantu balita stunting kembali pulih, tumbuh normal,” ujarnya.
Sebelumnya, di lain kesempatan, salah satu penerima manfaat gerakan Rames Saceting Wikoh Atun Nuren (36) asal Desa Slarang Kidul, Kecamatan Lebaksiu menuturkan jika donasi dari ASN tersebut sangat membantu dirinya. Sebab, makanan tambahan yang diberikan ASN melalui kader posyandu berupa makanan olahan telor dan susu ini sudah sesuai dengan rekomendasi ahli gizi.
“Saya sangat senang karena ini bisa membantu saya dan ibu-ibu lainnya sana yang sedang galau karena tumbuh kembang anaknya terganggu,” ujarnya.
Senada dengan Wikoh, Bidan Desa Slarang Kidul Lia Marlina menjelaskan jika pihaknya bersama kader kesehatan desa berharap program Rames Saceting ini bisa terus berkelanjutan untuk menuntaskan kasus stunting di Kabupaten Tegal yang memerlukan keberlanjutan. Terlebih, imbuhnya, penanganan stunting ini tidak akan pernah mencapai targetnya jika hanya mengandalkan APBD saja.
“Kalau mengandalkan APBD saja saya rasa masih kurang, tidak cukup. Kami berharap ada keikhlasan yang berkelanjutan dari teman-teman ASN menyisihkan gajinya setiap bulan untuk disedekahkan ke anak-anak balita stunting dalam bentuk makanan bergizi,” ujar Lia.
Dia pun menerangkan jika pihaknya berperan di garda depan bersama kader kesehatan untuk memantau distribusi makanan tambahan ini selain juga memeriksa tumbuh kembang baduta dengan melakukan pengukuran tinggi atau panjang badan, berat badan, lingkar lengan dan lingkar kepala.
Lia menjelaskan jika terdapat sejumlah faktor yang bisa menyebabkan seorang balita mengalami stunting, diantaranya adalah pola asuh anak yang keliru, jarak kelahiran yang terlalu dekat, kemiskinan, hingga kondisi ibu saat hamil mengalami kekurangan energi kronis. (EW/hn)
Discussion about this post