Slawi – Puncak perayaan Hari Anak Nasional ke-39 Tahun 2023 berlangsung meriah dengan digelarnya Festival Permainan Tradisional di lapangan basket depan Rumah Dinas Bupati Tegal, Jumat (28/07/2023). Bupati Tegal Umi Azizah pun berkesempatan mencoba sejumlah permainan tradisional seperti kelereng dan lompat tali.
Menurut Umi, sejalan dengan tema Peringatan Hari Anak Nasional tahun ini yaitu Anak Terlindungi, Indonesia Maju kiranya bisa dimaknai sebagai momentum upaya membangun komitmen dan kepedulian seluruh elemen bangsa agar anak-anak tetap sehat, kuat dan terlindungi baik jasmani maupun rohaninya serta terpenuhi hak-haknya sebagai anak.
“Saya menyambut baik diselenggarakannya festival permainan tradisional ini sebagai bagian dari cara kita memeriahkan peringatan Hari Anak Nasional di Kabupaten Tegal,” ujarnya.
Umi meyakini pertumbuhan dan perkembangan anak dapat distimulasi secara menyenangkan lewat permainan tradisional seperti gobaksodor, bakiak, egrang, kelereng, congklak, mendongeng hingga lompat tali.
Permainan tradisional ini dapat mendorong, menstimulasi aspek motorik kasar dan halus anak, antara lain untuk bergerak, menyusun strategi, bekerja sama, dan berempati terhadap sesama.
Seperti halnya permainan congklak yang bisa melatih motorik halus dengan mengambil batu-batu kecil di papan permainan. Adapun permainan lompat tali akan melatih motorik kasar karena melibatkan gerakan seluruh tubuh, yakni melompat dan menarik.
Menurutnya, permainan tradisional juga bisa menjadi alternatif aktivitas fisik anak di masa libur sekolah atau keseharian anak yang jauh lebih menyehatkan ketimbang bermain gadget. Sebab bermain seperti ini akan melatih kreativitas, mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional, mendekatkan anak ke alam, dan meningkatkan kemampuan untuk konsentrasi.
“Saya pun jadi teringat Desa Luwijawa di Kecamatan Jatinegara yang keseharian anak-anaknya di sana masih melestarikan permainan tradisonal seperti ini, termasuk sintren-sintrenan anak,” ujarnya.
Selain didukung sosiokultur dan pelataran sebagai ruang bermain anak cukup banyak di tengah permukiman, menurut Umi, sinyal internet di Luwijawa cukup sulit. Sehingga bermain, berinteraksi dengan teman sebaya menjadi pilihan utamanya,” ungkap Umi.
Pada kesempatan ini Umi pun meminta agar ada upaya yang terencana, terstruktur dan sistematis, serta didukung stimulan anggaran yang memadai untuk menciptakan kampung ramah anak, salah satunya dengan memperkuat khasanah permainan tradisional dengan kearifan lokalnya.
Umi menambahkan apresiasinya kepada semua pihak yang terus berkomitmen dalam upaya pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak. Sehingga predikat Kabupaten Tegal Layak Anak tahun 2023 meningkat kategorinya dari Madya ke Nindya.
“Penghargaan Kabupaten Tegal Layak Anak ini merupakan suatu bentuk apresiasi Pemerintah atas segala komitmen, keberpihakan dan keseriusan kita menghadirkan wilayah yang aman bagi anak,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Tegal Khofifah membeberkan jumlah siswa yang mengikuti kegitan Festival Permainan Tradisional ini mencapai 640 anak dan semuanya merupakan siswa dari SDN Slawi Kulon 03. Dia pun berharap ke depannya bisa melaksanakan kegiatan serupa dengan jumlah dan jangkauan peserta yang lebih luas.
“Pada kesempatan ini, kami juga membagikan telur rebus untuk menambah gizi anak. Hal tersebut sesuai dengan kampanye anak sehat dari ibu bupati yakni one day two endog atau artinya satu hari dua telur,” ujarnya.
Mengonsumsi telur rebus ini, lanjut Khofifah, selain meningkatkan sistem kekebalan tubuh juga mencukupi kebutuhan vitamin dan protein harian yang menunjang perkembangan sel otak anak yang sangat membantu dalam meningkatkan proses belajar dan mengingat.
Tampak ikut hadir pada festival ini, pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Fakihurrohim dan sejumlah kepala perangkat daerah terkait lainnya serta Forum Anak Slawi Ayu. (EW/hn)
Discussion about this post