Slawi – Kabupaten Tegal memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan di sejumlah wilayah hingga kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau tiba, termasuk potensi erupsi Gunung Slamet. Ini menuntut keterlibatan masyarakat di berbagai tingkatan dalam penanggulangannya yang tidak sebatas merespons kondisi darurat, tetapi juga pengurangan risiko bencana.
Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Amir Makhmud saat membuka sosialisasi gerakan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) Tahun 2024 di Gedung Pertemuan PMI Kabupaten Tegal, Kamis (7/11/2024).
Kencana merupakan program yang melibatkan semua pihak terkait dalam upaya penanggulangan bencana di tingkat kecamatan. Tujuannya meningkatkan kesiapsiagaan dan respons masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Lewat program Kencana inilah Pemkab Tegal berupaya membuat langkah nyata dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang terintegrasi, ” kata Amir
Amir menuturkan, di era informasi digital, peran teknologi pada penanganan bencana sangat penting. Pemerintah Kabupaten Tegal berkomitmen mengembangkan dan memanfaatkan teknologi dalam sistem penanggulangan bencana.
Sosialisasi program Kencana ini akan ditindaklanjuti dengan melaksanakan serangkaian kegiatan pelatihan dan edukasi bagi masyarakat. Mulai dari simulasi evakuasi, pelatihan pertolongan pertama, hingga workshop pengelolaan logistik saat tanggap darurat bencana.
“Setiap kecamatan berperan mengorganisir dan mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana di wilayahnya. Jadi setiap aparatur pemerintah di kantor kecamatan juga masyarakat di dalamnya sudah harus siap dengan ini, baik itu yang kaitannya dengan mitigasi bencana, dengan respon cepat kejadian bencana dan pengurangan risikonya,” kata Amir.
Ditemui di tempat yang sama, Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tegal Danang Wahyu Pribadi mengatakan sesuai kajian risiko Bencana (KRB), Kabupaten Tegal memiliki sembilan jenis potensi bencana, antara lain tanah longsor, banjir bandang, banjir, kebakaran hutan dan lahan, tanah bergerak, gelombang ekstrim.
Selama kurun waktu tahun 2019-2021 terdapat 245 kejadian bencana di Kabupaten Tegal, di mana tahun 2019 paling banyak terjadi bencana, mencapai 102 kejadian. Sementara tahun 2020 ada 49 kejadian bencana dan tahun 2021 terdapat 94 kejadian bencana.
Adapun maksud dan tujuan sosialisasi gerakan Kencana ini adalah memberikan kemudahan bagi kecamatan dalam menyesuaikan metode penanganan bencana sesuai dengan dinamika dan kondisinya yang berbeda mendasarkan karakter risiko bencana dan potensi sumber daya di kecamatan.
“Dari program Kencana ini kita bangun komitmen para pemangku kepentingan di wilayah kecamatan berdasarkan kesadaran diri untuk memberikan layanan penanggulangan bencana sebagai kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi,” pungkas Danang. (HR/hn)
Discussion about this post