Slawi – Pemerintah Kabupaten Tegal terus berupaya menurunkan Angka Putus Sekolah (APS), diimplementasikan dengan program “Yuk Sekolah Maning”, yang mengembalikan anak putus sekolah kembali ke bangku sekolah. Dengan adanya program tersebut, angka rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Tegal usia 15 tahun keatas di tahun 2016 mencapai 6,54 tahun.
Pun lebih rendah dari rata-rata Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 7,15 tahun serta rata-rata nasional 7,95 tahun.
“Masih lebih baik dari Kabupaten Blora 6,45 tahun, Kabupaten Pemalang 6,31 tahun serta Kabupaten Brebes 6,18 tahun,” jelasnya, Senin (6/8).
Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Bupati Tegal, Umi Azizah saat membuka acara Sosialisasi Bansos Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Kabupaten Tegal, di Pendopo Amangkurat.
Guru memegang peran sentral dalam sistem pendidikan nasional. Bukan hanya menyampaikan materi pengajaran, tetapi juga melatih anak-anak belajar memahami dan mengatasi problem hidup mereka sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
“Ketersediaan tenaga guru menjadi tantangan serius yang harus dipecahkan bersama,” terangnya.
Sesuai amanat UUD 1945, Pemerintah mengalokasikan anggaran sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN untuk fungsi pendidikan. Sekitar 444,1 triliun untuk meningkatkan akses pendidikan melalui perbaikan sekolah serta pemberian akses pendidikan pada keluarga miskin melalui mekanisme Kartu Indonesia Pintar.
Demikian pula dengan Pemerintah Kabupaten Tegal, yang telah mengalokasikan dana bantuan sosial (Bansos) bagi para guru non PNS. Mulai dari guru PAUD, guru TK, guru RA, guru TPQ, guru madrasah diniyah hingga pengajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.
“Seberapapun bantuan, saya minta untuk penerima bansos agar bersyukur sebagai rizki halal bagi keluarga bapak atau ibu sekalian,” harapnya.
Dikatakan, Ketua Pengurus Daerah PGSI Kabupaten Tegal, Junaedi terdapat sebanyak 1.093 orang penerima bantuan sosial. Meliputi, pendidikan satuan SD/MI, SMP/Mts, SMA/SMK swasta di Kabupaten Tegal.
“Masing-masing mendapatkan Rp. 150.000/ bulan atau Rp. 1,8 juta pertahun,” bebernya.
Discussion about this post