Pangkah – Bupati Tegal, Umi Azizah menjadi pemimpin upacara bendera, Senin (4/2) di SMK Peristek Pangkah. Dalam kesempatan ini, Bupati menyampaikan tantangan kehidupan remaja sekarang yang dihadapkan pada era transisi cepat perkembangan teknologi informasi.
Di era milenial seperti ini, menurut Umi, remaja perlu dibekali persiapan yang matang tentunya diimbangi dengan bagaimana cara sukses di masa remaja, melalui masa-masa sekolah yang gemilang.
“My hijrah, my adventure. Masih ada waktu untuk mengejar ketertinggalan,” papar Umi.
Di dalam setiap diri kita, pasti pernah merasakan galau atau minder, tidak percaya diri, terutama pada anak millenial seperti kalian. Jika perasaan cemas dan stress sudah melanda diri kalian, maka segeralah berikrar, angkat kaki dan berhijrah dari kebiasaan buruk itu.
Isi pikiran kalian dengan informasi bermutu, bangun pergaulan yang sehat dan ingat-ingat sukses di masa lalu. Karena ini adalah titik kebangkitan dari keyakinan kalian bahwa sesungguhnya kalian mampu.
“Tanamkan mindset sukses. Ingat, pelajar yang hebat, bukan dia tidak pernah gagal, tapi pelajar yang mampu bangkit dari setiap kegagalannya. Gagal bangkit lagi, gagal bangkit lagi sampai kalian benar-benar berhasil,” tegasnya.
Disamping itu, perlu adanya penanamam motivasi berprestasi. Karena hidup penuh kompetisi, karena setiap diri kita membutuhkan pengakuan. Dan setiap keberhasilan akan membuka peluang untuk sukses.
Visualisasikan tujuan kalian dengan jelas setelah lulus dari SMK ini, apa yang menjadi target untuk dicapai. Bisa bekerja di Astra, di perusahaan ternama, atau membuka usaha sendiri. Kembangkan sumberdaya diri, dan dekatkan diri dengan hal-hal yang yang memotivasi dan menginspirasi diri kalian.
Sebagai siswa sekolah, sudah sebaiknya kalian untuk mematuhi proses belajar. Pahami selama proses belajar dengan senang, disiplin dan jujur. Patuhlah dengan proses belajar, tingkatkan rasa senang, disiplin dan kejujuran. Belajar sesungguhnya bukan untuk ujian, tapi ujian untuk belajar.
“Kalau kalian saja susah menyelesaikan tanggungjawab sebagai pelajar, bagaimana kalian bisa sukses dengan tanggungjawab yang lebih besar,” kata Umi dihadapan ratusan siswa-siswi SMK Peristek.
Dalam momentum baik ini, Umi berharap agar insiden tawuran ataupun pengeroyokan yang sebabkan jatuhnya korban jiwa pelajar bisa dihentikan. Dikatakan Umi, Dimas Nur Afandi adalah korban, sekaligus pengingat kita untuk menunjukkan bahwa siswa-siswi SMK Peristek bukanlah generasi pendendam, yang mewarisi tradisi tawuran antar pelajar.
“Apakah itu atas nama solidaritas, atas nama pertemanan ataupun marwah sekolah. Bisa saya pastikan semuanya itu sesat pikir, solidaritas semu yang jika itu kalian lakukan akan berujung pada penyesalan seumur hidup,” tegas Umi.
Tunjukkan bahwa kalian adalah generasi unggul yang mampu memberikan maaf, yang menjunjung tinggi hukum peradilan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita doakan semoga ananda Dimas Nur Afandi khusnul khotimah, kita bantu doa dan semangati keluarga yang ditinggalkannya diberikan kesabaran,” ujarnya.
Discussion about this post